Dihadiri oleh 250 tokoh Muslimah dari berbagai kalangan: Majelis Ta’lim, Birokrat, Pendidikan, Insan Media dan Intelektual. Materi pertama membahas mengenai “peran politik perempuan dalam sistem demokrasi” yang disampaikan oleh Ibu Syafrida, S.H. Pemateri kedua Ustadzah Ir. Dedeh Wahidah Ahmad dengan materi “Khilafah: melindungi perempuan dari kemiskinan dan eksploitasi”, dan Pemateri terakhir Ustadzah Qisthy Yetty Handayani, S.Pt. yang membahas “peran politik perempuan dalam Islam”. Para peserta begitu antusias mengikuti materi yang sampaikan oleh para pembicara.
Di akhir acara dibacakan pernyataan sikap Muslimah HTI Sumsel bersama tokoh Muslimah Sumsel. Isi pernyataan sikap tersebut adalah
1 Mendukung perjuangan penegakan syariah dan Khilafah yang akan menjamin kesejahteraan dan kemuliaan martabat bangsa termasuk perempuan, keluarga dan generasi dengan cara berperan aktif dalam politik Islam.
2 Demokrasi merupakan suatu pemikiran yang bertentangan dengan Syariah Islam maka kami khususnya Perempuan Sumatera Selatan menolak untuk memperjuangkan dan juga berpartisipasi di dalamnya karena tidak ada sedikitpun kemuliaan di dalamnya.
3 Mendukung perjuangan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Sumatera Selatan dengan mengerahkan segala potensi, daya dan upaya demi segera tegaknya Syariah dalam bingkai Khilafah dengan berpartisipasi langsung dalam acara Muktamar Khilafah yang akan diadakan di Stadion Bumi Sriwijaya pada tanggal 12 Mei 2013 dengan tema “Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah.”
Hal ini ditanggapi positif oleh para peserta workshop, bahkan begitu acara selesai para peserta menghubungi para panitia dan meminta agar Muslimah HTI Sumsel bersedia untuk mengisi ta’lim para peserta workshop.[]
[www.syahidah.web.id]
Title: Peran Politik Perempuan dalam Sistem Islam (Khilafah) Vs Sistem Demokrasi
Posted by:
Published :2013-05-02T12:25:00+07:00
Peran Politik Perempuan dalam Sistem Islam (Khilafah) Vs Sistem Demokrasi
Posted by:
Published :2013-05-02T12:25:00+07:00
Peran Politik Perempuan dalam Sistem Islam (Khilafah) Vs Sistem Demokrasi
Artikel Terkait

Negara-negara Barat mengaku paling menjunjung
tinggi kebebasan (paling demokratis).
Seorang wartawan Amerika datang & bertanya
pada saya:
“Bagaimana tentang masuknya kaum wanita ke
parlemen, dan bagaimana tentang wanita
menyetir mobil (yang tidak diperkenankan di
Saudi)..???”
Maka saya jawab: Pertama, apakah kaum wanita
kami mengadu kepada anda, Sehingga anda
mencampuri urusan kami?? Mengapa anda
(lancang) mencampuri urusan kami?. Itu
pertanyaan pertama.
Kedua, saya Tanya pada anda: “Bukankah
presiden Amerika waktu masih muda menyetir
mobil sendiri??”..
Dia jawab: “Ya betul”.
“Lalu ketika menjadi gubernur negara bagian juga
kadang masih nyetir mobil?”
Dia jawab: “ya”. “Tetapi setelah menjadi presiden Amerika, apakah
sang presiden nyetir mobil sendiri?”,
dia jawab: “Tidak”.
Saya Tanya lagi: “Mengapa?”
dia jawab: “Sebagai bentuk penghormatan dan
penjagaan kami padanya”.
Maka saya katakan kepadanya: Itulah yang kami
lakukan pada kaum wanita kami. Kami menyopiri
wanita kami sebagai bentuk penjagaan &
penghormatan kepada kaum wanita kami. Saya
menyupiri saudari, istri dan anak-
anak perempuan saya. Kemudian saat kami
dalam perjalanan.. jika saya kembali ke Mekah
dengan pesawat dan para wanita bersama kami,
apa yang terjadi?
Wartawan menjawab: 'laki-lakilah yang melayani
wanita".
"Ya, Dialah yang mendampingi mereka, dia
yang menjaganya dan melayaninya serta
membawakan tasnya."
Dalam realitas kehidupan kami, jika kami bepergian -tanpa
melebih lebihkan- sekitar 70 – 80%, kamilah yang
melayani keperluan para istri kami; dalam
menyetir mobil, keperluan di hotel, mencari hotel,
bahkan dalam haji kamilah yang memasak dan
mereka tinggal memakannya. Itu adalah fakta
yang diketahui semua orang, .. dan sesungguhnya
ini adalah bentuk pelayanan kami
kepada kaum wanita.
Lalu saya meledek wartawan Amerika itu: “Anda
bilang (Amerika paling) menghormati wanita dan
mempertanyakan tidak masuknya wanita kami ke
parlemen, sejak kapan Amerika merdeka?”
Dia
Menjawab: "lebih dari 200 tahun."
“kalau begitu tunjukkan kepada saya SATU saja
presiden Amerika yang wanita!"
dia jawab: “gak ada satu pun” .
Saya bilang: “Kalo tidak ada, adakah wakil presiden yang
wanita??” .
Dia jawab: “tidak ada juga ..”.
Saya berkata padanya: “Kalian itu sebenarnya
pendusta(hanya bisa berkata)"..
"Beritahukan pada saya, dalam sejarah konggres
(sejak dulu sampai sekarang) kapan ada masa
di mana jumlah wanita sama dengan jumlah laki-
laki??"
dia jawab: "belum pernah ada sekalipun." >_<
“Kalian hanya memasukkan beberapa wanita saja
(ke parlemen) lantas berani mentertawakan kami ???”.
* Kisah Syekh Nashir Al-’Umar dalam seminar bertema:
Kesepakatan dan Muktamar #Wanita Internasional
dan Dampaknya terhadap Dunia #Islam