Bersama
dengan sejumlah bangsawan negara asing, termasuk dari kawasan Arab,
Ratu Elizabeth II menggelar jamuan makan untuk merayakan usia 60 tahun
tahtanya.
Saat Al Khalifa tiba di Kastil Windsor, ia disambut dengan senyum dan
jabat tangan oleh ratu Inggris yang selalu mengenakan sarung tangan dan
topi sebagai asesorisnya itu.
Kelompok
anti monarki Inggrir, Republik, menilai undangan makan malam Elizabeth
II untuk bangsawan Bahrain itu merupakan “bencana”.
“Ratu tidak dapat bersembunyi dibelakang protokol dan kebiasaan, ini
merupakan sebuah krisis yang dibuatnya sendiri,” kata Graham Smith,
pimpinan eksekutif Republik, sebagaimana dikutip Arabian Business, Sabtu (19/05/2012).
Smith mengatakan, orang-orang Inggris mendukung perjuangan demokrasi di Timur Tengah dan seluruh dunia.
Seperti sejumlah negara Arab lainnya, Bahrain dilanda aksi demonstrasi rakyat menyusul hal serupa di Tunisia dan Mesir.
Pemerintah Bahrain dinilai negara-negara Barat kelewat batas dalam
menghadapi para pengunjuk rasa yang disulut oleh kelompok Syiah di
Bahrain.
Syeikh Yusuf Al Qaradhawi mengatakan bahwa unjuk rasa di Bahrain bukan
gerakan rakyat seperti halnya di Mesir dan Tunisia, melainkan konflik
sektarian.
Iran sebagai negara Syiah di Timur Tengah mendukung pengiriman pasukan
berani mati dari negaranya ke Bahrain untuk menghadapi pasukan
pemerintah yang dibantu pasukan organisasi kerjasama Teluk GCC.
Awal bulan ini Raja Hamad meratifikasi reformasi konstitusi yang diharapkan pemerintah dapat mengakhiri konflik di Bahrain.*[khoirunnisa-syahidah.blogspot.com]
Posting Komentar