DAMASKUS,-Juru bicara kementerian luar negeri, Jihad al-Makdissi mengatakan, pemerintah Suriah tidak bertanggungjawab atas pembantaian yang menewaskan sedikitnya 92 orang di pusat kota Houla, kata.
"Kami
menolak untuk bertanggungjawab atas pembantaian yang dilakukan teroris
terhadap warga kami," kata Makdissi saat konferensi pers.
Menyalahkan
teroris atas pembantaian pada hari Jumat dan Sabtu yang memicu kecaman
internasional, juru bicara itu mengatakan pemerintahnya membuka pintu
untuk investigasi.
"Kami membentuk komite investigasi militer dan hukum," katanya.
"Hasilnya akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang."
Makdissi
mengatakan utusan PBB dan Liga Arab Kofi Annan, yang akan tiba di
Suriah untuk melakukan pembicaraan dengan dengan sejumlah pejabat
tinggi.
Juru bicara itu menyerukan semua kembali ke meja perundingan.
"Kami ingin tenang dan kami harap Mr Annan juga demikian."
Makdissi
mengatakan tidak ada tank milik pemerintah yang memasuki Houla, dan
tentara pemerintah masuk ke kota hanya untuk membela diri.
"Telah terjadi serangan teroris dari jam 2 sore hingga jam 11 malam," katanya.
"Tidak asa satu pun tank pemerintah yang masuk. Tentara Suriah tidak meninggalkan posisi mereka."
Menanggapi
seruan Sekjen PBB Kofi Annan yang meminta tank dan senjata berat
ditarik dari jalanan, Makdissi mengatakan," Ada lingkungan dimana tempat
bercokol para lelaki bersenjata."
"Pengamat masuk ke kota dan mereka menyaksikan dengan mata sendiri," katanya.
"Adalah kewajiban pemerintah untuk melindungi warganya."
Pada hari Sabtu tim pengamat PBB melakukan kunjungan ke Houla.
Tim
itu menghitung lebih dari 32 anak-anak dan mereka yang berusia diatas
60 tahun dibunuh," kata kepala tim pemantau PBBB, Mayor Jenderal Robert
Mood kepada wartawan di Damaskus.
Kelompok pemantau itu mengatakan ada 114 orang dibantai di Houla.
"Siapapun
yang memulai, siapaun yang merespon, siapapun yang melakukan tindakan
ini, harus bertanggung jawab," kata Held.[ACH/b1/afp/[khoirunnisa-syahidah.blogspot.com]
Posting Komentar