Bagi
kaum Muslimin, terkhusus bagi rakyat Palestina hal tersebut merupakan
bukti lain dari loyalitas AS untuk Israel serta merupakan penghinaan
yang menyakitkan karena telah memberikan medali 'penghormatan' kepada
orang yang telah memimpin, mengawasi juga mengatur pembantaian rakyat
Muslim, bahkan wanita dan anak-anak tak berdosa di Palestina oleh
pasukan zionis di wilayah Palestina terjajah selama bertahun-tahun.
Obama
memberikan Shimon Peres (88) medali penghormatan sipil tertinggi di AS
pada saat sebuah acara formal kenegaraan, makan malam mewah di Gedung
Putih.
"Tidak
ada individu yang telah melakukan sangat banyak selama bertahun-tahun
untuk membangun aliansi kita, sebagai pemimpin kami hormati malam ini,
sahabat kita, Shimon Peres," kata Obama dalam acara itu, yang juga
dihadiri oleh mantan presiden AS Bill Clinton, dikutipPresstv.
Obama juga menyatakan bahwa ikatan antara AS dan Israel adalah tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat dinegosiasikan.
Peres diberikan penghargaan oleh Obama beberapa bulan sebelum pemilihan presiden AS akan digelar pada November 2012 mendatang.
"Anda telah berjanji dalam sebuah persahabatan abadi untuk Israel," kata Obama.
Ironisnya,
upacara penghormatan bagi tokoh besar Yahudi itu datang setelah pesawat
Israel melakukan pemboman udara di Jalur Gaza, yang melukai tiga warga
Palestina.
Pasukan
zionis melakukan serangan melalui udara, darat dan laut di wilayah
Palestina terjajah secara teratur. Belum lagi para pemukim Yahudi yang
sering melakukan kerusuhan dan kerusakan terhadap tanah dan properti
milik warga Muslim Palestina serta tak jarang melakukan serangan fisik.
Hampir tak ada satu pekan pun bagi rakyat Palestina yang aman dari
serangan zionis Yahudi. Belum termasuk penderitaan warga Palestina
akibat dicabut hak-hak sipil mereka dari kebebasan bergerak, hidup
layak, pekerjaan, kesehatan dan pendidikan.
Selain
itu ratusan ribu warga Palestina yang berada di luar negeri dilarang
untuk kembali ke tanah air mereka, dan jutaan para pengungsi Palestina
yang masih terlantar di luar. Semua itu terjadi nampak terencana dan
Amerika Serikat mendukungnya, menyaksikannya dan mengawasinya dengan
kuat di belakang Israel. (siraaj/arrahmah/khoirunnisa-syahidah.blogspot.com]
Posting Komentar