Diantara
kelompok liberal berhaluan SEPILIS yang mendukung pasangan
Jagub-Cawagub Jokowi-Ahok adalah Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Nusantara
(Gema Nusantara), Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), serta
aktivis perempuan Ratna Sarumpaet.
Ketua
Umum Gema Nusantara, Jay Muliadi di Jakarta, Senin (18/6/2012)
mendukung pemikiran Jokowi-Ahok yang memisahkan kepentingan ayat suci
dan konstitusi. “Indonesia khususnya Jakarta membutuhkan pemimpin yang
berfikiran sekuler dan liberal agar masyarakat pluralis dapat terbentuk
secara baik,” katanya.
Paham
yang tegas dalam pemikiran pasangan Jokowi-Ahok bakal menguatkan
nilai-nilai persatuan. “Sehingga tidak lagi terjadi pembenturan konflik
di masyarakat yang mengatasnamakan agama,” tutur Jay Muliadi.
Pendapat
senada disampaikan Pujadi Aryo S, Pengurus Alumni (PA) Gerakan
Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) yang menyatakan masyarakat
Jakarta harus dididik melalui sejumlah pemikiran yang bebas sehingga
tidak lagi kaku dan terhegemoni oleh doktrin-doktrin yang salah. “Pemikiran yang memisahkan antara agama dan negara, itu sangat baik bagi kami, dalam bernegara, ayat suci NO. Sedangkan ayat konstitusi YES!“ tandasnya.
Aryo
berharap, kalau pasangan Jokowi Ahok maju tidak ada lagi pemikiran
kerdil yang dalam beragama, sehingga harus dipisahkan antara urusan
beragama dan bernegara. “Yah kita ingin nanti pasangan Jokowi-Ahok
tetap konsisten dengan pemikirannya dan juga mereka tidak lagi
memberikan bantuan hibah baik untuk mesjid maupun gereja,” ujarnya.
Sedangkan
aktivis perempuan, Ratna Sarumpaet berpendapat apa yang dikatakan oleh
Ahok soal kitab suci untuk kepentingan pribadi sudah tepat. “Dalam
kontek apa yang diucapkan oleh Ahok itu benar. Dia tidak mengulas ayat
dan sebatas mengatakan ayat yang berhubungan dengan agama itu dimaknai
untuk kepentingan pribadi,” ungkapnya.
Pernyataan itu benar, jika ada yang marah soal pernyataan itu, Ratna menegaskan, orangnya saja yang ‘norak’.
Namun, Ratna juga mengingatkan agar Ahok tidak terlalu banyak bicara
dan itu tidak menolong diirinya sebagai calon. ”Ahok saat ini punya
peluang dipojokan orang. Ahok terlalu banyak bicara akan merugikan semua
orang. Perlu ditegur. untuk kepentingan Jakarta, bukan kepentingan
Ahok tapi kita butuh pemimpin yang lebih baik ke depan. Ibukota,
Jakarta ini harus dipimpin oleh cagub-cawagub dari keberagaman,”
tegasnya.
Sebelumnya,
kepercayaan masyarakat Jakarta kepada pasangan bernomer urut 3 semakin
memudar saat Basuki T Purnama alias Ahok yang melecehkan Kitab Suci.
Posting Komentar