Ada
sejumlah literatur yang berangkat dari fakta-fakta empirik bahwa umat
Islam sudah hidup di Amerika beberapa abad sebelum Colombus datang.
Salah satunya yang paling popular adalah essay Dr. Youssef Mroueh, dari Preparatory Commitee for International Festivals to celebrate the millennium of the Muslims arrival to the Americas, tahun 1996, yang berjudul “Precolumbian Muslims in America”.
Dalam
essaynya, Doktor Mroueh menulis, “Sejumlah fakta menunjukkan bahwa
Muslimin dari Spanyol dan Afrika Barat tiba di Amerika
sekurang-kurangnya lima abad sebelum Columbus. Pada pertengahan abad
ke-10, pada waktu pemerintahan Khalifah Umayyah, yaitu Abdurrahman III
(929 – 961M), kaum Muslimin yang berasal dari Afrika berlayar ke Barat
dari pelabuhan Delbra (Palos) di Spanyol, menembus “samudra yang gelap
dan berkabut”. Setelah menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan
sejumlah harta dari negeri yang “tak dikenal dan aneh”. Ada kaum
Muslimin yang tinggal bermukim di negeri baru itu, dan mereka inilah
kaum imigram Muslimin gelombang pertama di Amerika.”
Granada,
benteng pertahanan terakhir ummat Islam di Eropa jatuh pada tahun 1492.
Pada pertengahan abad ke-16 terjadilah pemaksaan besar-besaran secara
kejam terhadap orang-orang Yahudi dan Muslimin untuk menganut agama
Katholik, yang terkenal dalam sejarah sebagai Spanish Inquisition.
Pada masa itu keadaan orang-orang Yahudi dan orang-orang Islam sangat
menyedihkan, karena penganiayaan dari pihak Gereja Katolik Roma yang
dilaksanakan oleh inkuisisi tersebut. Ada tiga macam sikap orang-orang
Yahudi dan orang-orang Islam dalam menghadapi inkusisi itu:
Pertama, yang tidak mau beralih agama. Akibatnya mereka disiksa kemudian dieksekusi dengan dibakar atau dipancangkan di kayu salib.
Kedua, beralih
agama menjadi Katholik Roma. Mereka itu diawasi pula apakah memang
berganti agama secara serius atau tidak. Kelompok orang Islam yang
beralih agama itu disebut kelompok Morisko, sedangkan yang dari agama
Yahudi disebut kelompok Marrano.
Ketiga, melarikan
diri atau hijrah menyeberang Laut Atlantik yang dahulunya dinamakan
Samudra yang gelap dan berkabut. Inilah kelompok imigran gelombang kedua
di negeri baru itu.
Penganiayaan
itu mencapai puncaknya semasa Paus Sixtus V (1585-1590).
Sekurang-kurangnya ada dua dokumen yang menyangkut inkusisi ini. Yang
pertama, Raja Spanyol Carlos V mengeluarkan dekrit pada tahun 1539
melarang penduduk bermigrasi ke Amerika Latin bagi keturunan Muslimin
yang dihukum bakar dan dieksekusi di kayu salib itu. Yang kedua dekrit
itu diratifikasi pada 1543, dan disertai perintah pengusiran Muslimin
keluar dari jajahan Spanyol di seberang laut Atlantik. Ini adalah bukti
historis adanya imigran Muslimin gelombang kedua sebelum tahun 1543
(dekrit kedua). Ada banyak literatur yang membuktikan adanya kehadiran
Muslimin gelombang pertama ke Amerika jauh sebelum zaman Columbus.
Bukti-bukti itu antara lain:
��
Abul-Hassan Ali Ibnu Al-Hussain Al-Masudi merupakan seorang pakar
sejarah dan geografi yang hidup dari tahun 871-957 M. Dalam karyanya
yang berjudul “Muruj adh-dhahab wa maad aljawhar” (Hamparan
Emas dan Tambang Permata), Abu Hassan menulis bahwa pada waktu
pemerintahan Khalifah Abdullah Ibn Muhammad (888-912), penjelajah Muslim
Khasykhasy Ibn Sa’ied Ibn Aswad dari Cordova-Spanyol, telah berlayar
dari Delba (Palos) pada 889, menyeberang Samudra yang gelap dan berkabut
dan mencapai sebuah negeri yang asing (al-ardh majhul) dan kembali dengan harta yang menakjubkan. Pada peta Al-Masudi terbentang luas negeri yang disebutnya dengan al-ardh majhul. [Al-Masudi: Muruj Adh-Dhahab, Vol. 1, P. 1385]
�� Loe Weiner, pakar sejarah dari Harvard University, dalam bukunya “Africa and the Discovery of America” (1920)
menulis bahwa Columbus telah mengetahui kehadiran orang-orang Islam
yang tersebar seluas Karibia, Amerika Tengah dan Utara, termasuk Canada.
Mereka berdagang dan telah melakukan asimilasi perkawinan dengan
orang-orang Indian dari suku Iroquois dan Algonquin.
�� Geografer dan pembuat peta bernama Al-Syarif Al-Idrisi (1099-1166) menulis dalam bukunya yang terkenal Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaaq (Ekskursi
dari yang Rindu Mengarungi Ufuq) bahwa sekelompok pelaut dari Afrika
Utara berlayar mengarungi Samudra yang gelap dan berkabut dari Lisbon
(Portugal) dengan maksud mendapatkan apa yang ada di balik samudra itu,
betapa luasnya dan di mana batasnya. Mereka menemukan pulau yang
penghuninya bercocok tanam dan telah mempergunakan bahasa Arab.
��
Columbus dan para penjelajah Spanyol serta Portugis mampu melayari
menyeberang Samudra Atlantik dalam jarak sekitar 2400 km, adalah karena
bantuan informasi geografis dan navigasi dari peta yang dibuat oleh
pedagang-pedagang Muslimin, termasuk informasi dari buku tulisan Abul
Hassan Al-Masudi yang berjudul Akhbar az-Zaman.
Tidak banyak diketahui orang, bahwa Columbus dibantu oleh dua orang
nakhoda Muslim pada waktu ekspedisi pertamanya menyeberang
transatlantik. Kedua kapten Muslim itu adalah dua bersaudara Martin
Alonso Pinzon yang menahkodai kapal Pinta, dan Vicente Yanez Pinzon yang
menahkodai kapal Nina. Keduanya adalah hartawan yang mahir dalam
seluk-beluk perkapalan, membantu Columbus dalam organisasi ekspedisi
itu, dan mempersiapkan perlengkapan kapal bendera Santa Maria.
Bersaudara Pinzon ini masih memiliki ikatan kekeluargaan dengan Abuzayan
Muhammad III (1362-66), Sultan Maroko dari dinasti Marinid (1196-1465).
(Thacher, John Boyd: Christopher Columbus, New York 1950).
��
Para antropologis telah menemukan prasasti dalam bahasa Arab di lembah
Mississipi dan Arizona. Dari prasasti itu diperoleh keterangan bahwa
imigran itu membawa juga gajah dari Afrika. (Winters, Clyde Ahmad: Islam in Early North and South America, Al-Ittihad, July 1977, p.60)
��
Columbus menulis bahwa pada hari Senin, 21 Oktober 1492, sementara ia
berlayar dekat Gibara pada bagian tenggara pantai Cuba, Columbus
menyaksikan masjid di atas puncak bukit yang indah. Reruntuhan beberapa
masjid dan menaranya serta tulisan ayat Al Quran telah didapatkan di
berbagai tempat seperti Cuba, Mexico, Texas, dan Nevada. (Thacher, John Boyd: Christopher Columbus, New York 1950)
��
Dr. Barry Fell dari Harvard University menulis bahwa fakta-fakta ilmiah
telah menunjukkan bahwa berabad-abad sebelum Columbus, telah bermukim
kaum Muslimin di Benua Baru dari Afrika Utara dan Barat. Dr. Fell
mendapatkan adanya sekolah-sekolah Islam di Valley of Fire, Allan
Springs, Logomarsino, Keyhole, Canyon, Washoe, dan Hickison Summit Pass
(Nevada), Mesa Verde (Colorado), Mimbres Valley (New Mexico) dan Tipper
Canoe (Indiana) dalam tahun-tahun 700-800. (Fell,Barry: Saga America, New York, 1980 dan GYR,DONALD: Exploring Rock Art, Santa Barbara,1989). (Bersambung) [khoirunnisa-syahidah.blogspot.com]
Posting Komentar