Penafian
yang dimaksud di sini ialah menafikan atau mengingkari segala jenis
ilah atau sembahan, sedangkan peneguhan yang dimaksud ialah meneguhkan
atau mengokohkan bahwa hanya Allah sajalah satu-satunya ilah yang benar.
Semua ilah selain Allah dinafikan sebab selain Allah hanyalah merupakan
ilah-ilah gadungan. Allah سبحانه و تعالى berfirman:
أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Apakah
di samping Allah ada ilah (yang lain)?. Katakanlah: "Unjukkanlah bukti
kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar". (QS An_naml 64)
Barangsiapa
memenuhi sisi peneguhan (itsbat) saja tanpa memenuhi sisi penafian
(nafyu), maka dia bukanlah seorang mukmin. Demikian pula sebaliknya,
siapa yang menetapi sisi penafian saja dan mengabaikan sisi peneguhan,
maka dia bukan seorang mukmin. Tidaklah seseorang disebut mukmin sejati
kecuali dia memenuhi kedua rukun tersebut secara bersamaan; yakni
memenuhi rukun itsbat dan nafyu (secara bersamaan) baik dalam segi i’tiqad (keyakinan), perkataan dan perbuatan, yang zhahir maupun yang batin.
Kalimat
لا إله (tidak ada ilah) mewakili sisi penafian seorang mukmin terhadap
segala bentuk ilah-ilah gadungan yang hadir di dunia. Kemantapan
seseorang dalam memaknai sisi ini menyebabkan dirinya memiliki kebebasan dari dominasi siapapun dan apapun dalam hidupnya di dunia yang fana ini.
Sedangkan
kalimat إلا الله (kecuali Allah) mewakili sisi peneguhan seorang
mukmin bahwa satu-satunya ilah hakiki di dunia ini yang dia puja, puji,
cintai, patuhi serta takuti hanyalah Allah سبحانه و تعالى . Seorang
mukmin berjuang untuk membangun keterikatan dirinya kepada ilah Yang Satu itu, yakni Allah سبحانه و تعالى .
Jadi,
ideologi seorang mukmin adalah ideologi yang sekaligus menghimpun
kebebasan dengan keterikatan. Kebebasan dirinya dari segenap ilah
gadungan yang menawarkan berbagai nilai-nilai yang bersumber dari selain
Allah, terutama dari musuh Allah yakni setan. Dan keterikatan dirinya
kepada Allah سبحانه و تعالى dan segenap nilai-nilai yang bersumber dari
ilah Yang Satu tersebut. Keterikatan yang menyebabkan dirinya secara
otomatis juga terikat kepada Rasulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم dan
Dienullah Al-Islam. Bukan selain itu...! Maka Nabi Muhammad صلى الله
عليه و سلم bersabda:
مَنْ قَالَ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
"Barangsiapa
yang mengatakan; RADHIITU BILLAAHI RABBAN WA BIL-ISLAAMI DIINAN WA
BIMUHAMMADIN RASUULAN (Aku ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai
dien-ku dan Muhammad sebagai rasul), maka wajib baginya untuk masuk
Surga.” (HR Abu Dawud) Shahih
Demikianlah
ideologi seorang mukmin, atau lebih tepatnya iman serta aqidah seorang
mukmin. Segala sesuatu ia pandang dan jalankan berlandaskan pemahaman
serta keyakinannya terhadap kalimat Tauhid. Seorang mukmin dengan
demikian menjadi manusia yang mengerti hakekat kebebasan yang
bertanggung-jawab. Bukan kebebasan mutlak tanpa batas. Sebab pada
hakikatnya tidak ada manusia yang benar-benar hidup dengan kebebasan
mutlak tanpa batas. Pasti setiap manusia memiliki keterikatan kepada
sesuatu, baik diakuinya maupun tidak.
Adapun para pengikut setan (baca: hizbusy-syaithan) berjuang untuk menegakkan freedom(kebebasan)
yang terlepas samasekali dari keterikatan apapun. Setidaknya,
demikianlah yang mereka serukan. Sehingga jika kita coba analisa
falsafah mereka berdasarkan perspektif kalimat Tauhid, maka berarti
mereka hanya mau menerima bagian pertama saja dari kalimat Tauhid,
yakni لا إله (tidak ada ilah). Dan inilah sesungguhnya sikap para
pendukung setan. Mereka tidak mau mengakui adanya ilah apapun dan
siapapun yang mendominasi atas dirinya, termasuk ilah yang hakiki, yakni
Allah سبحانه و تعالى ...! Mereka adalah kaum kafir atau pengingkar
terhadap Allah dan segenap nilai-nilai yang bersumber dari-Nya. Memang,
para pengikut setan sesungguhnya mengikuti jejak pemimpin besar mereka
yaitu iblis. Allah سبحانه و تعالى berfirman mengenai iblis sebagai
berikut:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
“Dan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu
kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur
dan adalah ia termasuk golongan yang kafir.” (QS Al-Baqarah 34)
Golongan
yang kafir pengikut setan ini merupakan golongan yang hanya ingin
kebebasan tanpa kerikatan apapun, terlebih keterikatan kepada Allah
سبحانه و تعالى ..! Mereka adalah kaum yang sombong lagi membangkang
terhadap Allah Yang Maha Kuasa sebab mereka tidak mau bersusah payah
untuk terikat, berkomitmen dan menunjukkan kesetiaan kepada ilah sejati,
Allah سبحانه و تعالى .
Tetapi
dalam kenyataannya, sebenarnya mereka tetap terikat kepada sesuatu,
walaupun mereka tidak mau mengakuinya. Mereka bersikeras mengatakan
bahwa mereka hidup dalam kebebasan total, tanpa keterikatan apapun.
Namun sejatinya mereka tetap terikat kepada sesuatu. Apakah sesuatu itu?
Itulah yang disebut Allah dengan istilah hawa nafsu. Mereka mengikuti hawa nafsu. Mereka terikat dengan hawa nafsu. Bahkan mereka menjadikan hawa nafsu sebagai ilah mereka..!
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ
وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلا تَذَكَّرُونَ
“Maka
pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
ilah-nya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah
telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas
penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah
Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran?” (QS Al-Jatsiyah 23)
Jadi,
falsafah setan pada akhirnya akan menggiring manusia menuju penghambaan
diri kepada selain Allah, yakni dalam hal ini kepada hawa nafsunya
sendiri. Ia menjadikan hawa nafsunya sebagai ilah-nya. Ia menolak
menjadikan Allah سبحانه و تعالى sebagai ilah, malah ia mengambil ilah
lain selain Allah yang ia ikuti, taati dan cintai. Berarti, ia tidak
saja kafir kepada Allah سبحانه و تعالى tetapi ia sekaligus menjadi
seorang musyrik.....! Pantaslah bilamana kondisinya menyebabkan Allah membiarkannya
sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah mengunci mati pendengaran dan
hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya...! Wa na’udzubillahi
min dzaalika.
Dan
semua keterangan di atas menjelaskan kepada kita mengapa ketika icon
Ratu Setan berrencana datang ke negeri ini ada sebagian masyarakat
(baca: kaum pengikut setan) yang begitu getol menyambutnya bahkan merasa
geram, terusik serta kecewa berat menghadapi sebagian masyarakat (baca:
kaum beriman insyaAllah) yang menolak kehadiran Ratu Setan tersebut.
Kita dapat menduga bahwa para fans Ratu Setan ini sudah sedemikian
mengunyah-ngunyah falsafah setan yang disebarluaskannya sehingga sulit
bagi mereka untuk dapat menerima masukan apalagi petunjuk yang
disampaikan kaum beriman. Allah secara tegas mengatakan:“Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”
Bila
“kebebasan tanpa keterikatan” telah menjadi falsafah bahkan ideologi
sekumpulan orang, maka akhirnya mereka akan mempeturutkan hawa nafsu
sebagai ilah-nya. Dengan dalihfreedom of speech (kebebasan berpendapat) dan freedom of expression (kebebasan
mengungkapkan perasaan hati alias memenuhi hawa nafsu) mereka tidak
merasa bersalah sama sekali untuk mempersekutukan Allah dengan hawa
nafsunya. Bahkan hawa nafsunya lebih dia agungkan daripada Allah سبحانه و
تعالى ...! Coba simak ayat-ayat setan yang dilantunkan oleh Ratu Setan
tersebut. Salah satu lagu paling populernya adalah yang berjudul Born This Way(Terlahir
Seperti Ini). Coba perhatikan nuansa falsafah setan yang
dipromosikannya. Di sini kita kutip sebagian saja dari lirik lagu
tersebut:
Rejoice and love yourself today
'Cause baby, you were born this way
No matter gay, straight or bi
Lesbian, transgendered life
I'm on the right track, baby
I was born to survive
Artinya:
Bersukacitalah dan cintailah dirimu sendiri pada hari ini
Karena Anda terlahir seperti ini, sayang
Tidak peduli gay, lurus atau bisex
Lesbian atau kehidupan transgender
Aku di jalur yang benar, sayang
Aku terlahir untuk bertahan hidup
Melalui
lirik lagu di atas, jelas sekali bahwa artis agen Sistem Dajjal ini
memang penyebar falsafah setan sejati. Dia menggiring fans-nya untuk
menuduh Allah sebagai penyebab dirinya menjadi seperti itu. Apakah
menjadi seorang gay, bisex, lesbi ataupun transgender. Itu bukan
masalah, karena memang terlahir seperti itu. Bahkan ia yakin bahwa
penyimpangan sexualnya itu merupakan “karunia” dari Tuhan. Na’udzubillahi min dzaalika...! Coba simak bagian lain dari lirik lagu yang sama itu:
I'm beautiful in my way
'Cause God makes no mistakes
I'm on the right track, baby
I was born this way
Artinya:
Aku cantik dengan caraku
Karena Tuhan tidak membuat kesalahan
Aku di jalur yang benar, sayang
Aku terlahir seperti ini
Padahal seorang mukmin yakin bahwa Allah سبحانه و تعالى menciptakan setiap manusia terlahir dalam keadaan fitrah (suci,
murni, tanpa dosa). Tidak mungkin Allah melahirkan manusia dengan
bawaan sejak lahir untuk menjadi pendosa seperti seorang gay atau
lesbian. Ini namanya bersangka-buruk kepada Allah سبحانه و تعالى ...!
Ini merupakan sebuah tuduhan keji terhadap Allah سبحانه و تعالى ...!Nabi
Muhammad صلى الله عليه و سلم bersabda:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah.” (HR Bukhari) Shahih
Falsafah
setan mengajarkan kebebasan mutlak. Bohong besar bila mereka mengatakan
hidupnya tanpa keterikatan kepada apapun, Justeru para pengikut setan
membangun keterikatan kepada hawa nafsunya. Hawa nafsunya yang telah ia
relakan untuk dikuasai dan disetir oleh kemauan setan terkutuk.
وَمَنْ يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِينًا فَسَاءَ قَرِينًا
“Barang siapa yang mengambil setan itu menjadi temannya, maka setan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.” (QS An-Nisa 38)
[khoirunnisa-syahidah.blogspot.com]
Posting Komentar