khoirunnisa-syahidah.blogspot.com - Puluhan Mahasiswa Islam dari berbagai kampus diantaranya UI, USNI, Gunadarma, UIN Jakarta, PTDI, UIJ, IPB, dan STIE Trianandra dan ITI yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa (GEMA) Pembebasan kembali melakukan aksi turun kejalan pada Senin (21/5) di depan Istana Negara.
Longmarch
aksi yang dimulai dari depan Pintu Tenggara Monas menuju kediaman
penguasa Indonesia; Istana Negara, penuh dengan pekikkan Takbir dan
teriakan-teriakan Kegagalan Demokrasi.
“Demokrasi…Demokrasi….Demokrasi Pasti Mati….!!!!!” tegas para aktivis Gema Pembebasan
Puncak
aksi yang sebelumnya di awali oleh para aktivis Gema Pembebasan Jakarta
Raya dengan agenda konvoi bersama ke berbagai kampus-kampus yang
tersebar di sekitar Jakarta Raya (!8/5), merupakan bentuk keseriusan
mereka dalam hal memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang sejatinya
adalah kegagalan Nasional selama pasca Reformasi 98.
Reformasi
yang digagas pada tahun 98 untuk kesejahteraan negri ini ternyata GATOT
(Gagal Total). Kegagalan Indonesia menempati urutan 64 dari 177 negara
yang ada di dunia. Hal ini merupakan prestasi yang sangat memprihatinkan
bagi Negri gemah roh jinawi dengan limbunan kekayaan alam melimpah ruah
yang tersebar dari ujung Barat Sumatra hingga ujung Timur Papua.
“Gedung
Putih yang terpampang dihadapan kita saat ini adalah gedung mewah!!!
Namun, sungguh aneh! Kemewahan itu justru tak berdampak kepada kita
(rakyat .red)” tegas Faiz; selaku aktivis Gema Pembebasan dari kampus
PTDI
Kasus
korupsi kian waktu, semakit giat terjadi di negri ini. Kebangkitan yang
justru seharusnya menjadi idaman rakyat, malah menjadi mimpi buruk bagi
rakyat.
“Selama
14 tahun sudah kita melewati tahun-tahun kebangkitan Nasional, namun
semakin kain banyak waktu; kebangkitan itu justru menjadi wajah baru
penguasa untuk membodohi rakyat” tegas Farid; selaku aktivis Gema
Pembebasan dari kampus UIJ.
Jargon-jargon
yang bertuliskan “Demokrasi Sistem Kufur” terpampang jelas dihadapan
para pengguna jalan Merdeka Utara, Jakarta Utara.
Para
orator perwakilan komisariat GEMA Pembebasan dari berbagai kampus
memaparkan kegagalan reformasi 98 dan mengajak seluruh elemen masyarakat
bergerak menggugat Kegagalan Reformasi dilanjutkan dengan pembacaan
pernyataan sikap politik Gema Pembebasan oleh Dimas Gusti Randa selaku
Ketua Umum Penggurus Gema Pembebasan Pusat.
Karena
sejatinya kebangkitan yang hakiki adalah suatu kebangkitan yang
menjawab semua problematika rakyat (umat .red). Hanya dengan Syariah,
rakyat akan sejahtera. Hanya dengan Khilafah, Syariah dapat diterapkan.
Di
akhir aksi, Insani selaku aktivis Gema Pembebasan UIJ menutup acara
dengan pembacaan do’a. Massa aksi bubar dengan tertib dan damai.[] ian
Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kita perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu
BalasHapus