Asy-Syahid berasal dari kota Shaweel, kelahiran tahun 1978, sudah menikah dengan dua putra dan empat putri.
Sa’eed
masih melakukan kuliah sarjana Bahasa Arab ketika dirinya ditangkap
pada tahun 2000 di Palestina karena keanggotannya di Hizbut Tahrir.
Setelah
dibebaskan pada tahun 2003, ia berhasil menyelesaikan MA dalam sebuah
studi Islam sebelum dia ditangkap kembali pada 2008 karena aktivitas
Islamnya.
Ia
bergabung dengan Revolusi Suriah sejak awal dan memberikan kontribusi
yang sangat besar hingga akhirnya ia terkena peluru di mukanya, dadanya
dan tangannya.
Salah
seorang geng Shabeeha (Preman Assad) juga memukulnya empat kali dengan
gagang senapan di wajahnya pada 11 Mei 2012 setelah ia mengucapkan
kalimah syahadat, “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa
Muhammad adalah Rasulullah, kami hidup denganNya dan mati untukNya”.
Asy-Syahid berada dalam kondisi koma selama satu pekan dan dipanggil Allah Swt pada hari Kamis (malam Jumat), 18/05/2012.
“Kami
berdoa kepada Allah Swt untuk menggabungkannya dengan para Syuhada dan
Shiddiqin, Allahu Amin,” demikian seperti disampaikan oleh Ats-Tsuwarat
Syabab Tahrir Suriah, Revolusi Pemuda Pembebasan Suriah.
Kebrutalan
rezim Bashar al-Assad yang didukung PBB, Amerika Serikat, dan
negara-negara Arab lainnya telah meninggalkan ribuan para syuhada, baik
tua, perempuan maupun anak-anak, termasuk para pahlawan revolusi. Semua
ini mengingatkan kita kepada Rasulullah Saw tercinta yang telah
bersabda:
“Penghulu
syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthallib dan lelaki yang berkata di
hadapan seorang penguasa yang zalim, lalu dia memerintahkannya (pada
kemakrufan) dan melarangnya (terhadap kemungkaran), kemudian penguasa
itu membunuhnya” (HR al-Hakim). (syabab.com/khoirunnisa-syahidah.blogspot.com]
Posting Komentar