Warga
negara India ini bekerja sebagai penjaga toko di Saudi Bin laden BTAT,
pada Proyek King Abdul Aziz Endowment, salah satu perusahaan konstruksi
yang menangani proyek di sebrang masjidil Haram Mekkah.
Sebelum
datang ke Jeddah dan memeluk Islam, Abdur Rahman dikenal sebagai Sushil
Kumar Sharma. Kampung halamannya di Amadalpur, sebuah desa kecil di
Haryana, negara bagian India sebelah utara. Ia lahir dalam keluarga
Hindu ortodoks dengan keistimewaan memimpin ritual keagamaan di kuil
desa.
Saat
tinggal di tempat penampungan perusahaan di Jeddah, seorang kawan
memberinya beberapa buku Islam dalam bahasa Hindi. Ia kemudian
dipindahkan ke Riyadh untuk bekerja pada sebuah proyek di kampus
perempuan Universitas Putri Noura. “Di tempat penampungan itulah saya
bertemu sejumlah Muslim dari India dan Pakistan yang menjelaskan tentang
agama Islam kepada saya,” tutur Sharma.
Salah
satu di antara mereka adalah sahabat karib Sharma. Namanya Salim,
berasal dari Rajasthan—sebuah negara bagian di barat laut India. Mereka
berdua tinggal dalam satu kamar. Saat-saat senggang, Salim menceritakan
kisah-kisah nabi dalam Islam dan membacakan hadis Rasulullah SAW. “Hati
saya bergetar. Dan saya mulai bertanya-tanya pada diri sendiri. Apa
yang akan terjadi padaku setelah mati? Apakah aku akan masuk neraka
selamanya karena dosa-dosaku? Saya takut dengan azab kubur bagi
orang-orang berdosa dan kafir,” ungkap Sharma.
Ia
pun mulai menghabiskan malam tanpa dapat memejamkan mata. Ia merasa
sudah waktunya untuk memeluk Islam dan menjadi seorang pengikut Nabi
Muhammad yang setia. Akhirnya, pencarian panjang Sharma akan kebenaran
menemui ujungnya. “Keesokan harinya, saya mengungkapkan niat untuk
memeluk Islam kepada Salim dan rekan-rekan lain di penampungan. Ada
sorak kegirangan di tempat kerja kami. Semua orang bahagia, mereka
mengucapkan selamat dan memelukku,” kenang Sharma.
“Bagi
saya, Islam itu adalah sistem persaudaraan universal yang tidak
mengenal kasta, perbedaan, warna kulit, atau ras. Inilah yang membuat
saya tertarik pada Islam,” ujarnya.
Esok
harinya, digelar pertemuan dengan para anggota Kantor Koperasi untuk
Panggilan dan Bimbingan di Al-Batha, Riyadh. Imam masjid di penampungan
menuntun Sharma mengucapkan dua kalimat syahadat. “Saya mengucapkan dua
kalimat syahadat dengan sepenuh hati, menerima Allah sebagai Tuhan dan
Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya. Imam masjid juga menyarankan saya untuk
mengganti nama menjadi Abdur Rahman. Saya pun menerimanya,” kenang
Sharma.
Setelah
itu, Sharma alias Abdur Rahman dipindahkan ke Bahra, sebuah kota yang
terletak di dekat jalan raya Makkah-Jeddah. Mandor proyek juga senang
mengetahui dirinya telah memeluk Islam. Sang mandor pun bersikap baik
padanya dan kerap mengulurkan bantuan. “Namun, saya ingin dekat dengan
Tuhan,” kata Rahman. “Saya berdoa kepada Allah agar memindahkan saya ke
Makkah. Alhamdulillah, doa saya dikabulkan. Saya pun dipindahkan ke
tempat kerja yang dekat dengan Masjidil Haram.”
Pulang kampung dan berdakwah
Kini, Abdur Rahman memiliki tugas besar; menyampaikan pesan-pesan Islam kepada anggota keluarganya. Ia memiliki seorang istri dan dua putra; tujuh tahun dan 16 enam belas tahun.
Kini, Abdur Rahman memiliki tugas besar; menyampaikan pesan-pesan Islam kepada anggota keluarganya. Ia memiliki seorang istri dan dua putra; tujuh tahun dan 16 enam belas tahun.
Ia
pun telah memberitahu keluarganya via telepon, bahwa dirinya telah
memeluk Islam dan menjadi seorang Muslim. Awalnya, mereka tidak percaya.
Istrinya mengatakan akan menentukan sikap setelah Rahman pulang kampung
saat libur nanti. “Tiap hari saya berdoa dan bermunajat kepada Allah
SWT agar membimbing keluarga saya ke jalan yang lurus, dan melembutkan
hati mereka untuk menerima Islam,” kata Rahman dengan air mata
berlinang.
Rahman
juga sadar—sebagai bekas pendeta yang dihormati—akan menghadapi banyak
tentangan dari saudara, teman dan kerabat satu desanya. Namun, ia
bertekad menghadapi mereka dengan dakwah dan hikmah. “Saya yakin Allah
akan membantu saya,” ujarnya.
Abdur
Rahman juga berpesan kepada semua orang, “Saya ingin menyampaikan pesan
ke seluruh non-Muslim di dunia untuk menerima Islam, agar mereka
selamat di dunia dan akhirat.”
“Dan
kepada seluruh umat Muslim, agar mengikuti dan melaksanakan ajaran
Islam seperti yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Saya mohon, berhenti
meniru orang lain!”. [KbrNet/Slm/khoirunnisa-syahidah.blogspot.com]
Posting Komentar