Situs independen icasualties.org,
yang mencatat laporan-laporan korban dari Operasi Kebebasan Abadi yang
diluncurkan pada Oktober 2001, menyebut jumlah kematian AS 2.008.
Dari
jumlah 2.000 yang diumumkan Pentagon, 1.577 orang tewas dalam
pertempuran dan 34 di antaranya adalah perempuan. Sekitar 16.402
prajurit juga cedera. Lebih dari 150 prajurit AS tewas sejak awal tahun
ini. Korban terakhir adalah kopral marinir yang tewas pada Rabu
(13/6/2012).
Pasukan
AS mengalami kehilangan terbesar pada 2010, ketika 499 prajurit tewas.
Pada 2011, prajurit AS yang tewas di Afganistan mencapai 414.
Lebih
dari 90.000 prajurit AS masih ditempatkan di Afganistan, dan jumlah itu
dijadwalkan berkurang menjadi 68.000 dalam beberapa bulan mendatang,
sebagai bagian dari penarikan yang diperintahkan Presiden Barack Obama.
Pasukan
AS berperang bersama sekitar 40.000 prajurit koalisi internasional di
bawah komando NATO. Sedikitnya 1.039 prajurit NATO juga tewas di
Afganistan, termasuk 418 prajurit Inggris dan 87 Prancis.
Presiden
Hamid Karzai dan negara-negara Barat pendukungnya telah bersepakat
bahwa semua pasukan tempur asing akan kembali ke negara mereka pada
akhir 2014, namun Barat berjanji memberikan dukungan yang berlanjut
setelah masa itu dalam bentuk dana dan pelatihan bagi pasukan keamanan
Afganistan.
Pada
Oktober, Taliban berjanji akan berperang sampai semua pasukan asing
meninggalkan Afganistan. Gerilyawan meningkatkan serangan terhadap
aparat keamanan dan juga pembunuhan terhadap politikus, termasuk yang
menewaskan Ahmed Wali Karzai, adik Presiden Hamid Karzai, di Kandahar
pada Juli dan utusan perdamaian Burhanuddin Rabbani di Kabul pada
September lalu.
Konflik
meningkat di Afganistan dengan jumlah kematian sipil dan militer
mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan
Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke
daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.
Jumlah
warga sipil yang tewas meningkat secara tetap dalam lima tahun
terakhir, dan pada 2011 jumlah kematian sipil mencapai 3.021, menurut
data PBB.
Sebanyak
711 prajurit asing tewas dalam perang di Afganistan pada 2010, yang
menjadikan kurun waktu itu sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan
asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan icasualties.org.
Jumlah
kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afganistan
mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan
Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.
Taliban,
yang memerintah Afganistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak
digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada
2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden, yang
dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang
menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Sekitar
130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan
NATO yang berasal dari puluhan negara berada di Afganistan untuk
membantu pemerintah Kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.
Sekitar
521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu
sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan
AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu
merosot.
Gerilyawan Taliban
sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh
diri untuk melawan pemerintah Afganistan dan pasukan asing yang
ditempatkan di negara tersebut. Bom rakitan mengakibatkan 70-80 persen
korban di pihak pasukan asing di Afganistan, menurut militer. [mam/kps/khoirunnisa-syahidah.blogspot.com]
Posting Komentar