Pilot
jet tempur MiG 21 Suriah yang terbang ke Yordania telah meminta suaka
politik saat mendarat di Yordania, kata Menteri Negara Informasi, Samih
al-Maaytah. Maaytah mengatakan bahwa sang pilot meminta suaka politik di
negaranya.
Televisi
pemerintah Syria menyebutkan pilot itu sebagai Kolonel Hassan Mari
Hamada, dan mengatakan bahwa komunikasi hilang dengan pesawat itu ketika
ia sedang dalam misi pelatihan dekat perbatasan dengan Yordania.
Al-Jazeera
melaporkan bahwa pilot pesawat tempur buatan Rusia itu mendarat di
salah satu pangkalan militer di timur laut negara di provinsi Al Mafraq
yang dekat dengan perbatasan dengan Suriah.
Al-Jazeera
menambahkan masih belum diketahui apakah ada pembelot lain atau
penumpang lain bersamanya di pesawat itu dan juga akan menjadi ancaman
sangat serius bagi pemerintah Yordania yang perlu berpikir apa yang
harus dilakukan tentang pesawat tempur Suriah yang ada di tanah
Yordania.
“Begitu
mereka memasuki perbatasan ada pemeriksaan mendalam tentang latar
belakang pembelotan itu,” kata wartawan A-Jazeera. “Dan pihak berwenang
telah memutuskan untuk menjaga mereka di sebuah pangkalan militer
terpencil. Mereka tidak ingin mereka berinteraksi dengan pengungsi
lainnya karena ini merupakan ancaman bagi Jordan yang telah secara
dramatis meningkatkan keamanan perbatasan.”
“Yang
dikuatirkan adalah bahwa tentara yang membelot di dalam negara yang
menjadi pengungsi akan mencoba menyelundupkan senjata ke Suriah dari
perbatasan Yordania.”
Aktivis
Suriah mengatakan bahwa perkembangan ini merupakan pembelotan pertama
yang melibatkan pesawat sejak awal pemberontakan yang terlah berlangsung
selama 15 bulan terhadap Presiden Bashar al-Assad.
Posting Komentar