khoirunnisa-syahidah.blogspot.com - Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Sebagian
orang masih juga mengira bahwa mengeluarkan harta dalam bentuk zakat,
infak dan sedekah / shadaqah fi sabilillah akan mengurangi jumlah
nominal harta dan menyebabkan kefakiran. Hal ini wajar, karena sifat
dasar manusia adalah pelit. Ditambah lagi syetan selalu menakut-nakuti
orang yang akan berinfak dengan kefakiran. Tujuannya agar mereka tidak
mendapat pahala dan kebaikan yang menjadi sarana masuk surga.
Allah Ta'ala berfirman,
الشَّيْطَانُ
يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ
مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
"Setan
menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu
berbuat buruk (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan
daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 268)
Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah Ta'ala, "Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan",
maksudnya: ia menakut-nakuti kalian dengan kefakiran supaya kalian
tetap menggenggam tangan kalian, sehingga tidak menginfakkanya dalam
keridhaan Allah.
"Dan menyuruh kamu berbuat buruk",
maksudnya: bersama larangannya kepada kalian dari berinfak karena takut
miskin, Setan menyuruh kalian dengan kemaksiatan, perbuatan dosa,
keharaman, dan menyalahi perintah al-Khallaq (pencipta; yakni Allah
Ta'ala)."
Al-Jazairi berkata dalam menafsirkan "Dan menyuruh kamu berbuat buruk":
dia (setan) menyeru kalian untuk mengerjakan perbuatan buruk, di
antaranya bakhil dan kikir. Karenanya Allah Ta'ala memperingatkan para
hamba-Nya dari setan dan godaannya, lalu mengabarkan bahwa setan
menjanjikan dengan kefakiran, artinya: menakut-nakuti mereka dengan
kemiskinan sehingga mereka tidak mengeluarkan zakat dan shadaqah.
(Sebaliknya) ia menyuruh mereka untuk berbuat buruk sehingga
mengeluarkan harta mereka dalam keburukan dan kerusakan, serta bakhil
mengeluarkannya untuk kebaikan dan kemaslahatan umum."
Padahal
sebaliknya. Harta yang dikeluarkan fi sabilillah (di jalan Allah) akan
mendatangkan keberkahan. Yakni menambah kebaikan dari harta itu dan
berkembang menjadi banyak seperti dalam firman Allah Ta'ala,
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ
"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah." (QS. Al-Baqarah: 276)
Makna
Allah menyuburkan sedekah adalah memperbanyak dan mengembangkannya di
dunia. Sedangkan di akhirat, Allah menjaganya semenjak di keluarkan
harta tersebut untuk infak. Penjagaan ini seperti seseorang menjaga
benih yang ditanamnya dengan diperhatikan dan dipupuk sampai benih
tersebut menjadi pohon yang besar. Atau seperti seseorang yang menjaga
dan memelihara anak kuda yang masih kecil, ia beri makan dan ia rawat
dengan baik sehingga menjadi kuda yang besar dan tangguh. Artinya pahala
besar akan ia peroleh walaupun melalui infak yang sedikit.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, Allah Ta'ala berfirman:
أَنْفِقْ يَا ابْنَ آدَمَ أُنْفِقْ عَلَيْكَ
"Berinfaklah wahai anak Adam, niscaya aku berinfak kepadamu." (Muttafaq 'Alaih) Maknanya adalah Aku beri ganti yang lebih baik untukmu. Ini selaras dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ
"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya." (QS. Saba': 39)
Hadits
ini sangat agung. Ia mengandung perintah untuk bersedekah dalam
kebaikan dan berinfak fi sabilillah. Lalu anjuran untuk bergembira
dengan ganti dari kemurahan Allah Ta'ala. Bahwa sedekah dan infak
termasuk sebab utama datangnya keberkahan dan dilipatgandakannya rizki.
Sedangkan di akhirat, Allah akan memberi ganti dengan surga bagi siapa
yang berinfak di jalan-Nya.
Keutamaan Infak dan Sedekah
Banyak
sekali nash-nash yang menjelaskan keutamaan sedekah dan infak fi
sabilillah. Fungsinya, sebagai perintah bagi orang muslim agar
memberikan sebagian dari hartanya untuk mengharapkan pahala yang besar
dari Allah Ta'ala. Dan sesungguhnya Allah telah menjadikan infak kepada Sail wa Mahrum (para
peminta-minta dan orang susah yang menahan diri dari meminta-minta)
sebagai sifat khusus hamba-hamba Allah yang muhsinin. Sebagaimana dalam
firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala, "Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di
mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka
oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah
orang-orang yang berbuat baik; Mereka sedikit sekali tidur di waktu
malam;Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). Dan
pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan
orang miskin yang tidak mendapat bahagian." (QS. Al-Dzaariyat: 15-19)
Allah
juga berjanji, Dia akan memberikan untuk munfiqin balasan
berlipat-lipat yang lebih besar dari apa saja yang telah mereka
infakkan. Ini berlaku di dunia dan akhirat. Allah Ta'ala berfirman
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً
"Siapakah
yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan
hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran
kepadanya dengan lipat ganda yang banyak." (QS. Al-Baqarah: 245)
Sedekah
dan infak adalah salah satu pintu kebaikan. Juga termasuk bagian
terbesar dari bentuk jihad. Bahkan semua ayat yang berbicara jihad,
jihad harta didahulukan atas jihad dengan jiwa kecuali hanya satu
tempat, yakni QS. Al-Taubah: 111. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Jihadilah orang-orang msuyrik dengan harta, jiwa dan lisan kalian." (HR. Abu Dawud)
Infak dan sedekah juga merupakan amal shalih yang paling dicintai Allah sebagaimana dalam sebuah hadits, "Kebahagiaan
yang engkau masukkan ke dalam hati orang mukmin, menghilangkan
kesulitannya, membayarkan hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya." (HR. al-Baihaqi dan dihassankan al-Albani)
Infak dan sedekah bisa mengangkat kedudukan pelakunya sampai pada kedudukan tertinggi. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya
dunia ini untuk empat orang: hamba yang Allah beri harta dan ilmu lalu
dengannya ia bertakwa kepada Allah, menyambung silaturahim, dan
mengetahui hak Allah dalam hartanya, inilah orang yang berada pada
tingkatan paling utama. . ." (HR. al-Tirmidzi)
Sedekah
atau infak juga bisa menghindarkan pelakunya dari musibah dan mara
bahaya. Selain itu sedekah juga bisa menyelamatkan orang yang bersedekah
dari bencana dan kesulitan. Hal ini seperti sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
المعروف إلى الناس يقي صاحبها مصارع السوء و الآفات و الهلكات و أهل المعروف في الدنيا هم أهل المعروف في الآخرة
"Berbuat
baik kepada manusia menghindarkan pelakunya dari kematian buruk,
musibah, dan kehancuran. Dan ahli kebaikan di dunia akan menjadi ahli
kebaikan di akhirat." (HR. Al-Hakim dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Dalam riwayat al-Tirmidzi dan selainnya, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda; "Sesungguhnya shadaqah benar-benar memadamkan kemurkaan Allah dan menghindarkan dari kematian buruk."
Selain itu, sedekah bisa menghapuskan dosa dan kesalahan serta menyelamatkan dari adzab Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ini seperti yang terdapat dalam hadits Shahih, "Peliharalah dirimu dari api neraka walau dengan setengah biji kurma." (HR. Al-Bukhari).
Masih
banyak lagi keutamaan sedekah dan infak. Tidak semua bisa disebutkan
dalam tulisan singkat ini. Namun yang jelas, tidak ada rugi bagi yang
memperbanyak sedekah kebaikan, khususnya dakwah dan perjuangan untuk
meninggikan kalimatullah. Tentu ini dengan syarat, yaitu: ikhlas karena
Allah dan berharap pahala dari-Nya semata, mengutamakan pahala akhirat
dari pada pahala dunia, dan tidak diikuti dengan menyakiti orang yang
diberi. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com/khoirunnisa-syahidah.blogspot.com]
Oleh: Badrul Tamam
Posting Komentar