khoirunnisa-syahidah.blogspot.com - Jakarta , Dapatkah menyimpulkan Barack Obama berasal dari Partai Demokrat, yang pandangannya dinilai liberal itu, lebih biadab dan kejam?
Tak
kurang pidato Michele Obama, di pembukaan DNC (Democrat National
Cenvention), pidatonya harus menyebut Afghanistan, bahkan Wapres Joe
Biden, menyebut terbunuhnya Usamah bin Laden, sebagai sukses besar Obama
di panggung sejarah, terutama dibidang kebijakan luar negeri, terkait
dibidang keamanan.
Bagaimana
gemuruhnya di pusat-pusat kota di negara-negara Barat, termasuk di
Washington DC, rakyat Amerika meluapkan kegembiraan, ketika tengah malam
Presiden Barack Obama, mengumumkan tewasnya mujahid yang agung, Usamah
bin Laden.
Mereka
berpesta, minum, dan menggelar acara-acara di klub-klub malam,
merayakan kemenangan, dan meluapkan kegembiraan. Karena, pemerintahan
Obama berhasil membunuh tokoh, yang sangat ditakuti, dan dianggap
menjadi ancaman keamanan global, khususnya bagi Amerika Serkat.
Usamah
bin Laden, sebagai sosok dan tokoh yang selalu menggentarkan jagad
Gedung Putih, yang sangat paranoid terhadap sosok-sosok, yang
menginginkan tegaknya nilai-nilai Islam.
Sejatinya,
mereka yang dituduh teroris itu, mereka yang ingin dan berobsesi
menjadikan Islam sebagai prinsip hidup, dan menegakkan hukum-hukum Allah
Rabbul Alamin.
Mereka
menolak dan mengingkari sistem kufur dan musyrik, yang menjadi antitesa
nilai tauhid. Kemudian, mereka mendapatkan posisi sebagai musuh bagi
Amerika Serikat, yang menjadi induk dan pemimpin dunia, yang menganut
sistem kufur dan musyrik.
Maka, di masa pemerintahan George Walker Bush Jr, memberlakukan apa yang disebut dengan : "War Global On Terorism".
Sejak
itu, seluruh jagad ini, dipaksa oleh Gedung Putih, para pemimpinnya
bersama-sama dengan Amerika Serikat memerangi terorisme secara global.
Inilah bentuk perang dingin baru yang dikumandangkan oleh Amerika
Serikat, pasca Perang Dingin, melawan Uni Soviet.
Berapa banyak anggaran yang harus dikeluarkan oleh Amerika Serikat dalam rangka "War Global On Terorism"
itu? Semua negara di dunia oleh Presiden Bush dipaksa terlibat dan ikut
berpartisipasi dalam perang melawan terorisme itu. Setiap negara di
dunia, semuanya terlibat dalam perang, dan dengan segala implikasinya.
Termasuk
Indonesia. Pemerintah membuat undang-undang terorisme yang sangat
keras, dan membawa dampak yang sangat luar biasa. Di mana aparat
keamanan bisa berindak secara eksessif (berlebihan) dalam melakukan
penangkalan terhadap terorisme. Seperti yang terjadi di berbagai daerah
di Indonesia.
Semuanya
itu, menginduk kepada Amerika Serikat, yang menjadi representasi rezim
kufur dan musyrik, yang visinya memang ingin menghancurkan setiap
kawasan yang rakyatnya ingin menjadikan Islam sebagai prinsip hidup.
Semuanya
itu dilakukan oleh Amerika Serikat dengan sangat telanjang. Tanpa
tedeng aling-aling atas segala kebijakan yang sangat tidak layak,
sebagai sebuah komunitas bangsa dan negara yang mengaku menganut
nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi.
Sekarang
Amerika Serikat, selama pemerintahan Barack Obama, tak kalah bengisnya
terhadap Muslim. Obama setiap saat dengan menggunakan pesawat tanpa awak
(drone) membantai Muslim. Inilah hakikatnya kebijakan utama Obama yang
secara terselubung dibidang keamanan nasional.
Selama
pemerintah Obama itu, lebih dari 283 serangan di Pakistan dengan
menggunakan pesawat tanpa awak (drone). Tindakan Obama itu enam kali
lebih banyak dibandingkan Pesiden George Walker Bush.
Presiden
Barack Obama tak kalah bengis dan biadabnya dibanding George Bush.
Adalah kesalahan besar menilai Obama yang berasal dari Partai Demokrat,
memiliki pendekatan yang lebih humanistik.
Faktanya
Obama lebih banyak menjagal Muslim dengan pesawat drone. Inilah
fakta-fakta yang sangat nampak. Para tokoh Muslim selama ini telah
salah membuat penilaian, khususnya terhadap Obama, yang dianggap
berbeda dengan Presiden Bush, yang berasal dari Partai Republik.
Jumlah Muslim yang tewas di berbagai kawasan seperti di Afghanistan,
Pakistan, Somalia, dan Yaman, meningkat drastis selama pemerintahan
Obama. Jumlah Muslim yang tewas akibat serangan drone mencapa empat kali
lipat. Dibandingkan selama pemerintahan Bush - Muslim yang tewas 1.494
orang.
Di
masa pemerintahan Barack Obama, jumlah Muslim yang tewas mencapai 2.618
orang. Sebagian besar yang tewas itu, para tokoh Gerakan Islam dan
pejuang Islam, yang bercita-cita ingin menegakkan nilai-nilai Islam, dan
meninggalkan warisan sistem sekuler dari Barat, yang sudah
menghancurkan kehidupan mereka.
Di bawah Obama, mengalami pergeseran sasaran serangan yang menggunakan
drone. Obama mengacak seluruh kelompok gerakan Taliban dan al-Qaidah
yang disasar dengan menggunakan drone.
Sebaliknya,
pada pemerintahan Bush sasaran kampanye serangan drone, lebih fokus
ditujukan kepada para pemimpin al-Qaidah. Obama lebih banyak membunuh
tokoh-tokoh lokal, dan pejuang Taliban, dan bukan hanya tokoh-tokohnya.
Di bawah Bush, sasaran terhadap tokoh Al Qaedah jumlahnya mencapai 25
persen, yang berhasil ditewaskan melalui serangan drone. Dan, terhadap
target Taliban mencapai 40 persen, sasaran yang berhasil dihancurkan
melalui drone.
Tetapi,
di zaman Obama, hanya 8 persen target dari al Qaeda yang berhasi
ditewaskan, sedangkan sasaran terhadap Taliban mencapai 50 persen.
Sebuah capaian yang sangat besar oleh pemerintahan Obama, khsusunya yang
disebut perang melawan militan Islam.
Selama pemerintahan Obama serangan yang dilakukan Obama bersifat
massive, membunuh 1.332 sampai 2.326 militan di sepanjang perbatasan
Pakistan-Afghanistan. April 2010, seorang militan mengatakan kepada
wartawan New York Times, "Sepertinya mereka benar-benar ingin membunuh
semua orang, bukan hanya para pemimpin."
Analisis The New America Foundation tentang kampanye drone di Pakistan menemukan bahwa:
- Korban sipil menikat dengan tajam sejak 2008. Jumlah warga sipil yang
tewas, termasuk yang "tidak diketahui," jumlah meningkat drastis.
Bahkan, menurut laporan media, korban tewas oleh drone di Pakistan
selama masa Obama meningkat 11 persen. Kematian tahun 2012 mendekati
angka 33 persen.
- Sebaliknya, persentase militan tewas telah meningkat selama masa
program drone. Jumlah militan dilaporkan tewas oleh serangan pesawat tak
berawak berjumlah 89 persen dibawah Obama. Sementara, di masa Presiden
Bush 67 persen.
- Tahun 2009, AS melakukan serangan pesawat drone sebanyak 19 kali, dan
menargetkan para pemimpin Taliban Pakistan, Baitullah Mehsud. Mehsud
akhirnya tewas akibat serangan pesawat tak berawak CIA.
- Sejak tahun 2004, kampanye drone telah membunuh 49 pemimpin Taliban.
Serangan drone ini dianggap oleh pemerintahan Obama sebagai pukulan
signifikan terhadap mata-rantai komando militan.
Usama bin Laden mengakui akibat serangan drone itu, mengakibatkan
terputusnya mata-rantai komando organisasi al-Qaidah. Usamah menulis
memo panjang tentang masalah ini, di bulan Oktober 2010 yang kemudian
ditemukan di kompleks di Abbottabad, Pakistan. Di mana Usamah gugur
dalam serangan oleh pasukan Komando Angkatan Laut Amerika Serikat, SEAL.
Dalam
memo kepada seorang pemimpin al-Qaedah, Usamah bin Laden menyarankan
bahwa anak buahnya meninggalkan wilayah suku Pakistan, di mana serangan
drone terkonsentrasi ke wilayah terpencil Afghanistan dan ia juga
menyarankan agar anaknya Hamza meninggalkan Teluk Persia, dan pergi ke
Qatar.
Tahun 2010 menandai titik paling intens kampanye drone oleh Obama,
dengan serangan yang mencapai rekor 122 kali. Ini dibarengi di Mei 2011,
di mana berlansung serangan di kompleks Usamah bin Laden, di
Abbottabad.
Sekarang
Obama menikmati hasil karya tangannya yang telah banyak membunuhi
Muslim dan tokoh Muslim, yang dituduh sebagai teroris. Obama dapat
menyombongkan diri di depan para kalayak di konvensi nasional Partai
Demokrat di Charlotte, Nort Carolina.
Obama
membusungkan dadanya sebagai presiden yang paling berhasil dalam
menentukan kebijakan luar negeri, khususnya menciptakan keamanan
nasional, dan dalam perang melawan teroris atau "War Global On
Terorism", di konvensi Partai Demokrat di Charlotte, North Carolina.
Obama terus menikmati keuntungan yang besar atas Mitt Romney, terkait
keamanan nasional.
Tetesan
darah Muslim telah menjadi modal dasar bagi Obama memasuki Gedung Putih
kembali, di periode yang keduanya. Adakah Obama merupakan manifestasi
dajjal abad ini, yang tangannya penuh dengan lumuran darah Muslim?
Wallahu'alam.
[khoirunnisa-syahidah.blogspot.com]
Posting Komentar