khoirunnisa-syahidah.blogspot.com - Efek
dari invasi Amerika Serikat (AS) terhadap Iraq bukan hanya meruntuhkan
tampilan fisik semata. Terbukanya arus westernisasi di kalangan generasi
Iraq telah melahirkan fenomena baru. Di antaranya, habitat komunitas
musisi underground ternyata turut tumbuh berkembang. Salah
perkembangannya diiringi dengan lahirnya fenomena band Iraq anti Islam
bernama ‘Janaza’ (Baca: Jenazah).
Kehadiran
Janaza langsung mendapat sambutan di komunitas underground
international. Kontroversi yang menaikkan pamor band ini dimulai dari
sampul album perdana yang menggambarkan Al-Qur’an yang sedang terbakar.
Bukan hanya itu saja, dalam lagunya berjudul “Burn The Pages”, intro lagu berisi lantunan ayat suci Al Qur’an ditemani teriakan backround “Burn The Qur’an..Burn The Qur’an” (Bakar Al Qur’an...Bakar Al Qur’an).
“Mereka
(Umat Islam) pasti akan membunuh saya, (mereka) juga akan membunuh
teman-teman saya dan memenggal kepala saya”, jelas Anihita vokalis
Janaza seperti yang dikutip Theatlantic.com.
Anihilita
sang vokalis seperti tidak takut dengan semua ancaman karena
penghinaannya terhadap Islam. Ia bahkan menyembunyikan semua
identitasnya dengan rapi dari dunia maya. Musika Janaza sendiri
beraliran black metal. Aliran Black Metal sebelumnya identik dengan
semangat anti Yesus Kristus. Dengan hadirnya fenomena underground di
Timur Tengah. Musik metal seperti mulai menyuarakan propaganda anti
Islam ke generasi muda Islam itu sendiri.
“Apa
yang membuat amarah tetap menyala karena di dalam diri saya penuh
kenangan akan (kematian) orangtua saya dan teman-teman saya, itulah yang
membuat saya penuh kebencian,” jelas Anihita lagi.
Anihita
menceritakan bagaimana kedua orangtuanya mati karena sebuah serangan
bom. Serangan bom itu sendiri juga menewaskan teman-teman dekatnya.
Kondisi perang dan konflik sektarian di Iraq telah membuatnya tumbuh
menjadi perempuan yang penuh kebencian. Perubahan psikologis itu membuat
dia menyukai musik black metal yang penuh nihilisme, anti tuhan, dan
menjadi ekstremis terhadap humanisme.
Selain Janaza, band sejenis di Iraq juga ada Seed Of Iblis yang telah merilis album berjudul Jihad Againts Islam di
tahun 2011. Seed Of Iblis juga memiliki seorang vokalis wanita sama
seperti Anihita. Seed Of Iblis memiliki salah satu lagu kontroversi
berjudul “Sex With Muhammad's Corpse”. Band-band seperti ini di Iraq berkumpul dalam satu wadah yang mereka sebut komunitas “Anti Islam League”.
Di
Indonesia sendiri demam atheisme dan anti tuhan sudah merebak lama di
komunitas underground. Tidak sedikit band-band lokal Indonesia membuat
lagu-lagu yang menghujat agama.
Hanya saja,
di sisi lain, di Indonesia ada pula band-banda yang lahir untuk melawan
hegemoni perang budaya seperti ini. Di antaranya lahir Punk Muslim,
Underground Tauhid, Salam Satu Jari hingga Jamaah Out Of Topic. Kesemua
komunitas itu adalah bagian dari gerakan dakwah dari mantan
musisi-musisi underground yang telah tobat. Rata-rata tobatnya para
musisi ini karena menyadari ada misi hegemonisasi anti Islam dibalik
berkembangnya musik underground.*
[hidayatullah/khoirunnisa-syahidah.blogspot.com]
Posting Komentar