“Saya
baca di media, tiga bulan sekitar bulan Juni sebelum ada teror Solo,
ada pertemuan petinggi BNPT dengan pejabat militer dan polisi seluruh
Jawa Tengah di markas Kopassus Kartosuro yang katanya membahas
penanggulangan antiteror. Apa gunanya pertemuan itu kok tiba-tiba ada
teror,” kata mantan Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis,
(BAIS), Laksamana TNI, Purnawirawan, Mulyo Wibisono kepada itoday, Sabtu (8/9).
Menurut
Mulyo, dalam pertemuan itu, seharusnya sudah mengetahui jaringan
teroris termasuk terbaru dan dapat mengantisipasi adanya teror terlebih
lagi di Solo. “Pertemuan BNPT di Kartosuro masih wilayah Solo yang
katanya sumber teroris, masih juga kecolongan. Saya minta pertemuan itu
dibongkar saja, apa sih isinya, biar masyarakat tahu dan tidak curiga
sepak terjang BNPT dan Densus,” ungkap Mulyo.
Mulyo
mencurigai kemunculan teroris Solo ada kemungkinan rekayasa pihak BNPT
untuk mendapatkan kucuran dana. “Kemunculan teroris itu menguntungkan
polisi dan BNPT. Mereka mendapatkan keuntungan dari proyek teroris,”
jelasnya.
Ia juga
mengatakan, dalam menjalankan proyek terorisme itu, pihak BNPT bisa juga
melakukan operasi intelijen dengan menyusup kepada orang-orang yang
ingin melakukan teror. “Memunculkan teror itu biasa dalam operasi
intelijen agar orang-orang yang diduga teroris itu muncul. Dan dengan
munculnya teroris akan memberikan keuntungan bagi polisi dan BNPT,”
pungkasya. (itoday.co.id/khoirunnisa-syahidah.blogspot.com]
Posting Komentar