khoirunnisa-syahidah.blogspot.com - WASHINGTON,
-- Hubungan yang menghangat antara Myanmar dan Amerika Serikat tidak
akan merugikan China, demikian hal yang disampaikan tokoh oposisi
Myanmar, Aung San Suu Kyi, Selasa, dalam upayanya meyakinkan China.
Suu Kyi juga mengisyaratkan bahwa ia terbuka bagi diakhirinya sanksi-sanksi AS terhadap negaranya, lapor AFP.
Dalam
pernyataan penting pertama yang ia sampaikan dalam kunjungan
bersejarahnya di Amerika Serikat, penerima penghargaan Nobel Perdamaian
itu mengatakan ia tidak ingin hubungan AS dengan Myanmar terlihat
"berbahaya" oleh China, yang selama ini menjadi sekutu utama bekas junta
negaranya.
Suu
Kyi, yang berbicara di Institute of Peace and Asia Society Amerika
Serikat, mengatakan adalah pertanyaan yang alami apakah AS sedang
memusatkan perhatian kepada Myanmar sebagai upaya untuk menahan pengaruh
China.
Ia
mengatakan, "Bukan berarti bahwa karena Amerika Serikat berhubungan
dengan Burma (Myanmar, red) lalu ini dilihat sebagai langkah
membahayakan bagi China."
"Kita dapat menggunakan keadaan baru kita ini untuk memperkuat hubungan di antara ketiga negara," kata Suu Kyi.
"Untuk
mudahnya bagi kita, merupakan keuntungan bagi Amerika Serikat dan China
untuk membentuk hubungan yang bersahabat. Ini akan sangat membantu
kita," katanya.
Suu Kyi juga mengisyaratkan bahwa ia menginginkan AS mengakhiri sanksi terhadap Myanmar.
"Menurut saya, kita tidak perlu berpegang pada sanksi-sanksi yang tak perlu," katanya.
"Kami
harus membangun sendiri demokrasi kami dan kami menginginkan hubungan
AS-Burma didasarkan secara tegas atas kesadaran tentang perlunya rakyat
kami bertanggung jawab terhadap nasib kami sendiri," ujarnya.
AS telah melonggarkan sanksi-sanksi yang dijatuhkannya kepada Myanmar dengan harapan hal itu dapat mendorong reformasi.
Pada
bulan Juli, AS juga mencabut berbagai pembatasan di sebagian besar
investasi AS kendati Suu Kyi sebelumnya memperingatkan tentang berbisnis
dengan perusahaan migas milik negara, yang mendapat kritik luas karena
catatan buruk menyangkut tenaga kerja.
Suu Kyi mengatakan bahwa Presiden Thein Sein, yang akan berkunjung ke AS pekan depan, bersikap tulus tentang perubahan.
Namun,
ia memperingatkan bahwa lembaga peradilan merupakan "senjata paling
lemah" dalam gerakan menuju reformasi di Myanmar. (Wrh/Ant/khoirunnisa-syahidah.blogspot.com)
Posting Komentar