khoirunnisa-syahidah.blogspot.com - Washington , Seorang
pemikir internasional, Noam Chomsky, mengatakan bahwa Amerika Serikat
siap hidup berdampingan dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir, jika hal
tersebut mampu merealisasikan kepentingan-kepentingan AS. Chomsky
mencatat bahwa Negara super power itu tidak terlalu mementingkan konflik
dengan agama sebagaimana perhatiannya terhadap kepentingannya.
“Washington dapat menerima hidup
berdampingan dengan Ikhwanul Muslimini jika menerapkan
kebijakan-kebijakan baru (neoliberalisme) tutur Chomsky. Ia mencatat
keberadaan relasi AS yang "Islamis", karena ia mempunyai kepentingan
bersama mereka. AS tidak akan menemukan masalah dalam aliansi dengan
siapa saja jika bisa merealisasikan kepentingannya.
Chomsky membenarkan pandangannya dengan
bukti yaitu pada suatu hari mantan presiden Irak, Saddam Husein, adalah
sebagai sekutu AS. Tetapi Saddam setelah itu menjadi musuh bagi AS
karena “menabrak” kepentingan AS.
Hal ini disampaikan dalam sebuah forum
politik yang diselenggarakan “House of Wisdom Institute” tentang
“Washington dan Islam Politik” di kota Ghazzah Sabtu sore 20 Oktober
2012.
Selama konfrensi ilmiah waktu lalu, Noam
Chomsky mencatat bahwa kekuatan barat bersekutu dengan AS tidak akan
membiarkan penyebaran demokrasi di Negara-negara barat karena hal
tersebut menyelisihi kepentingan mereka. Dan akan terus mendukung
dictator di dunia Arab. Karena bangsa Arab tidak menerima politik barat
dan AS.
Neo-liberal adalah sebuah istilah yang
dikemukakan oleh Chomsky yang menunjukkan bahwa hal tersebut mengadopsi
kebijakan ekonomi yang mengurangi peran Negara dalam ekonomi dan
mengoptimalkan peran swasta dalam ekonomi. [khoirunnisa-syahidah.blogspot.com]
*Usamah*
Posting Komentar