Dilansir The Telegraph (18/10/2012),
menurut penelitian PricewaterhouseCoopers dan Local Data Company (LDC),
peritel yang memiliki lebih dari satu toko menutup 953 gerai yang
terletak di pusat-pusat perbelanjaan di kota pada semester pertama 2012.
Bandingkan dengan tahun 2011 di mana 174 toko gulung tikar.
Angka itu menunjukkan ada 20 toko ditutup karena bangkrut setiap
harinya. Namun, angkanya naik menjadi 32 per hari sejak bulan Juni,
seiring penutupan toko oleh jaringan JJB Sports dan peritel lainnya.
Menurut Direktur LDC Matthew Hopkinson, “Peningkatan yang cepat dari
penutupan toko ritel pada setengah tahun pertama ini tidak terduga.”
Banyaknya toko yang tutup menurut Hopkinson karena belanja yang
dilakukan konsumen masih tetap rendah sementara pusat-pusat perbelanjaan
dituntut untuk lebih dinamis.
Penutupan begitu banyak toko menjadi masalah besar bagi pusat-pusat
perbelanjaan, terutama yang sudah menjadi ciri khas dari suatu kawasan
kota.
Sekarang, pemandangan toko-toko di kawasan ramai di Inggris yang semula
terdiri dari toko mainan, toko furnitur dan toko game komputer berganti
dengan pemandangan kios-kios pegadaian, jasa kredit yang memberikan
pinjaman dengan cicilan harian dan toko-toko diskon.* [khoirunnisa-syahidah.blogspot.com]
Posting Komentar