Belum diketahui secara pasti penyebab
terbakarnya kapal perang jenis Trimaran milik TNI AL ini. Saat terbakar,
sebenarnya masih dalam proses finishing. Puluhan pekerja, hingga
kemarin masih ada yang memasang mesin. “Yang di kapal ada sekitar 60
orang pekerja,” cetus salah satu pekerja, seperti dikutip Jawa Pos Radar Banyuwangi.
Sebelum kapal perang senilai Rp 114
miliar ini terbakar, semua lampu yang ada di kapal tiba-tiba padam.
Selanjutnya, ada percikan api dari arah mesin yang ada di bagian tengah.
“Ada api, kita semua langsung lari,” terangnya.
Pekerja ini menjelaskan, api yang ada
dibagian tengah kapal dalam waktu singkat sudah membesar. Angin yang
bertiup cukup besar di sekitar Selat Bali, membuat api cepat menjalar
hingga membakar bagian lain dari kapal yang berbahan baku composit
tersebut.
Pada wartawan koran ini pekerja ini
mengaku tidak tahu pasti penyebab terbakarnya api. Hanya saja, api yang
telah membakar habis kapal perang ini diduga karena akibat korsleting
pada mesin yang sedang diperbaiki. “Saat mesin dihidupkan, lampu
langsung padam dan muncul api itu,” ungkapnya.
Saat api sudah mulai membesar, ada
sejumlah pekerja yang sempat terjebak oleh api. Mereka ini, akhirnya
nekat dengan terjun ke laut dan berenang ke pantai yang berjarak sekitar
75 meter. “Sepertinya ada tiga orang yang melompat ke laut,” sebut
Affandy, salah satu warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian.
Affandy mengaku saat kali pertama melihat
kapal perang ini terbakar, apinya masih kecil. Tapi dari bagian tengah
kapal, dilihat sudah mulai keluar asap hitam cukup tebal. “Api yang ada
di kapal itu dalam waktu singkat membesar, karena angin bertiup
kencang,” cetusnya.
Kapal cepat rudal (KCR) jenis Trimaran
yang diproduksi di Banyuwangi ini diluncurkan dari galangan kapal PT.
Lundin Industry Invest di pantai Cacalan, Kelurahan Klatak, Kecamatan
Kalipuro, Banyuwangi, pada tanggal 31 Agustus lalu. Kapal yang diberi
nama KRI Klewang 625 itu merupakan kapal perang tercanggih yang dimiliki
TNI AL.
Sementara itu, pengadaan KRI Klewang
menggunakan APBN 2009 yang dilaksanakan Dinas Pengadaan Mabes TNI AL dan
dibangun oleh PT. Lundin Industry Invest Banyuwangi. Kontrak pengadaan
dilakukan pada tahun 2009, dan pengerjaan konstruksi kapal itu baru
dilakukan mulai tahun 2010 lalu.
Saat diluncurkan, KRI Klewang 625 yang
bernilai Rp 114 miliar itu baru rampung sekitar 90 persen. Setelah
berhasil diluncurkan di Pantai Cacalan, pengerjaan akhir akan dilakukan
di dermaga Pangkalan TNI AL (Lanal) Banyuwangi. Saat diluncurkan,
peralatan persenjataan modern kapal itu belum dipasang.
Kapal Canggih KRI Klewang-625
KRI Klewang 625 itu merupakan
kapal cepat rudal pertama yang dimiliki TNI AL. Kapal ini tergolong
canggih karena tidak mudah dikenal dan tidak bisa dideteksi radar lawan.
Kapal ini tidak mudah terdeteksi radar karena tidak dibangun
menggunakan baja melainkan menggunakan composite dengan kemampuan
stealth.
Tidak semua negara memiliki kapal jenis
ini. Hingga saat ini baru Amerika Serikat (AS) dan Indonesia yang
memiliki kapal yang paling ekonomis di kelasnya itu. AS hanya memiliki
empat unit kapal dan Indonesia baru memiliki satu unit saja. Kementerian
Pertahanan RI sebenarnya memesan empat unit tapi baru rampung satu
unit. Kapal ini akan dilengkapi empat rudal jenis C.705 dengan jarak
tempuh sekitar 120 kilometer. Kapal ini memiliki 27 anak buah kapal
(ABK). [KbrNet/jpnn/Slm/khoirunnisa-syahidah.blogspot.com]
Posting Komentar