"Ada tiga jenis tetangga yang mendapat
prosentase penolakan tinggi oleh publik, yaitu penganut Syiah,
Ahmadiyah, dan orang yang memiliki hubungan sesama jenis atau
homoseksual," kata peneliti LSI Community, Ardian Sopa, di Jakarta,
Minggu, (21/10) seperti dimuat gatra.com.
Adrian merinci, berdasarkan hasil jajak
pendapat tersebut, 41,8% publik di Indonesia merasa tidak nyaman hidup
berdampingan dengan orang Syiah, 46,6 persen Ahmadiyah, dan 80,6%
homoseksual. Sedangkan mereka yang mengaku tidak nyaman hidup
berdampingan dengan tetangga yang berbeda agama, sebesar 15,1%.
"Mayoritas masyarakat Indonesia yang
beragama Islam lebih menerima hidup bertetangga dengan orang yang beda
agama daripada hidup bertetangga dengan orang Islam yang berbeda paham
agama seperti Syiah dan Ahmadiyah," jelas Ardian.
Ardian menambahkan, mereka yang merasa
kurang nyaman dengan keberagaman dan setuju dengan penggunaan kekerasan
mayoritas berasal dari publik yang berpendidikan dan berpenghasilan
rendah. Hasil survei ini menunjukkan, bahwa mereka yang tidak nyaman
hidup berdampingan dengan orang yang berbeda agama, naik sebesar 8,2
persen dari 6,9 persen pada tahun 2005 menjadi 15,1 persen pada 2012.
"Sikap intoleransi terhadap keberadaan orang lain yang berbeda identitas
sosialnya meningkat. Toleransi publik terhadap penggunaan kekerasan
juga meningkat," kata Ardian.
Selain itu, imbuh Ardian, 15 sampai 80%
publik merasa tidak nyaman jika hidup berdampingan atau bertetangga
dengan orang yang berbeda identitas. Survei yang digelar LSI Community
sendiri menggunakan metode sistem pengacakan bertingkat (multistage
random sampling) terhadap 1.200 responden dengan margin of error sebesar
plus minus 2,9%. Survei dilaksanakan 1-8 Oktober 2012. (bilal/arrahmah/khoirunnisa-syahidah.blogspot.com)
Posting Komentar