“Ini bukan penyakit negara maju. Depresi merupakan fenomena global.
Masalah ini muncul pada kedua jender dan pada masyarakat miskin maupun
kaya,” kata Dr Shekhar Saxena, kepala bidang kesehatan mental dan
penyalahgunaan zat adiktif WHO kepada wartawan di Jenewa.
Tidak ada kawasan yang bebas dari masalah ini. Bahkan Saxena menyatakan
sekitar lima persen penduduk dunia kini tengah menderita depresi. Jumlah
perempuan yang mengidap depresi dua kali lebih besar dibanding lelaki.
Saxena menambahkan, depresi pasca-melahirkan dialami oleh satu dari lima
ibu melahirkan dan satu dari 10 ibu muda pengidap depresi tinggal di
negara maju.
Depresi menurut definisi WHO adalah rasa sedih yang menetap lebih dari
dua pekan dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Yang terburuk, depresi
dapat memicu seseorang melakukan bunuh diri. “Sekitar satu juta orang
di dunia bunuh diri setiap tahun dan separuhnya mengalami depresi,” ujar
Saxena.
Masalah ini memang bukan hal baru. Tapi Saxena menegaskan, “Kita tidak
melakukan apapun untuk menguranginya.” Petugas medis menurut Saxena
harus bekerja keras untuk mengamati ciri depresi terutama pada anak
kecil dan generasi muda. “Salah satu obat terbaik adalah curhat,” ucap
Saxena.[ach/Tmp/khoirunnisa-syahidah.blogspot.com]
Posting Komentar