Presiden otoriter Tunisia Zine El Abidine
Ben Ali telah digulingkan rakyat tahun lalu, dan kini Tunisia memiliki
pemerintahan yang lebih Islami.
Sehari sebelumnya, pada Sabtu
27/10 malam, sekelompok pemuda Muslim menyerang toko-toko yang menjual
alkohol, kata seorang pejabat keamanan. Polisi sebenarnya sudah turun
tangan untuk menghentikan kekerasan.
"Komandan Wissam Ben Sliman
terluka dalam bentrokan semalam setelah akfitis menyerang penjual
alkohol di daerah Hicher Dawar," kata Sami Gnaoui, seorang anggota Garda
Nasional (Polisi) seperti dikutip Reuters. Wissam Ben Sliman terkena
sabetan pisau di leher, dan ia sekarang dirawat di rumah sakit dalam
kondisi kritis.
Bulan lalu, puluhan aktivis Muslim menyerang
sebuah hotel di Sidi Bouzid (tempat kelahiran revolusi Tunisia), karena
hotel itu menjual alkohol. Furnitur dan botol-botol minuman keras
dihancurkan dalam insiden itu.
Sami Gnaoui mengatakan, ini adalah
kali kedua aktivis menyerang personel keamanan nasional di lingkungan
Hicher Dawar, sebuah daerah miskin di pinggiran Tunis.
Tempat Berkumpul aktivis
Gnaoui
juga mengatakan, sebuah masjid di daerah itu yang disebut "Masjid Nour"
dijadikan semacam "pangkalan militer dimana para aktivis menyimpan bom
molotov, pisau dan tongkat."
Ketegangan antara aktivis Islam dan pendukung sekuler mulai memanas setelah Gerakan Islam Ennahda memenangkan pemilu tahun lalu.
Gerakan
Amar Ma'ruf Nahi Munkar seperti yang dilakukan beberapa ormas Islam di
Indonesia ternyata juga tumbuh di Tunisia. Mereka melarang kemaksiatan
melalui tangan-tangan mereka sendiri, disaat petugas berwenang tidak
melaksanakan tugasnya dengan benar. [zk/www.syahidah.web.id]
Posting Komentar