Dalam sebuah surat kepada CIA, Petraeus (60) mengatakan
bahwa ia bertemu dengan Presiden Barack Obama di Gedung Putih pada Kamis
(8/11/2012) dan meminta "diijinkan untuk mengundurkan diri karena
alasan pribadi".
"Setelah menikah selama 37 tahun, saya
menunjukkan sikap buruk dengan terlibat hubungan di luar nikah,"
tulisnya seperti yang dilansir Al Jazeera.
"Perilaku seperti ini tidak dapat
diterima baik sebagai seorang suami dan sebagai seorang pemimpin dari
sebuah organisasi seperti kita."
Obama, yang kembali memenangkan
pemilihan presiden AS, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia
menerima pengunduran diri Petraeus.
Obama menggambarkan Petraeus sebagai
salah satu jenderal yang paling menonjol dari generasinya dan menyatakan
keyakinannya bahwa badan intelijen akan terus berkembang.
"Saya berharap yang terbaik untuk mereka dalam masa-masa sulit ini," ujar Obama untuk Pertareus.
Kepergian Petraeus yang tiba-tiba dan
tak terduga tampaknya akan mengakhiri karir pria yang telah memainkan
peran kunci dalam perang Irak, memimpin Komando Sentral AS dan
memerintahkan pasukan AS dan NATO di Afghanistan dalam memerangi Islam
dan kaum Muslimin. Pengunduran diri ini dianggap sebagai "bom nyata di
Washington".
Hal ini juga mengancam CIA dalam periode
ketidakstabilan yang bergulat dengan anggaran tinggi yang terus
meningkat dalam satu dekade dan dipertanyakan kinerja mereka sebelum dan
setelah serangan yang menyebabkan kematian Duta Besar AS untuk Libya,
chris Stevens di Benghazi.
Sumber-sumber intelijen mengatakan bahwa
Michael Morrel, wakil direktur CIA, akan menggantikan posisi Petraeus
untuk waktu dekat. (haninmazaya/arrahmah/khoirunnisa-syahidah.blogspot.com)
Posting Komentar