syahidah.web.id - Jakarta. Apa maksud dan tujuan
Mabes Polri menyebut kelompok Hasmi yang difitnah sebagai kelompok baru
jaringan teroris? Ingin menciptakan stigma baru? Meski yang dituding itu
bernama Harakah Sunni untuk Masyarakat Indonesia (HASMI), dan bukan
Harakah Sunniyyah untu Masyarakat Islami (HASMI). Namun opini dan stigma
yang berkembang, dan selalu diulang-ulang adalah penyebutan kata HASMI,
meski keduanya memiliki singkatan yang berbeda.
Yang menjadi pertanyaan, apakah Mabes Polri betul-betul salah
menyebut singkatan nama Hasmi yang dimaksud? Atau ada maksud tertentu?
Yang pasti, inilah agenda baru Polri untuk menyudutkan umat Islam secara
keseluruhan, dengan mempreteli ormas Islam satu demi satu. Polri
sepertinya tidak peduli dengan kedua nama ormas Islam yang dari segi
singkatannnya jelas-jelas berbeda.
Ketika stigma digulirkan terus menerus, maka yang terjadi adalah
penggiringan opini publik, lalu berakhir dengan pengkambing-hitamkan.
Ketika masyarakat tergiring dengan opini sesat, dan menelan
mentah-mentah informasi tersebut tanpa sikap kritis, maka itulah yang
diharapkan dari pihak Polri.
Yang paling disesalkan adalah peran media yang tidak menjalankan
peran dan fungsinya secara benar. Media sekuler seperti TV One, Metro TV
dan sejumlah media nasional lain tak lebih “jongos” dan menjadi corong
polisi yang diperalat. Ketika nama Hasmi disebut Mabes Polri, media
nasional seperti kerbau yang dicocok hidungnya untuk mengikuti kemauan
polisi. Media seyoginya memberi pencerahan, bukan pembodohan terhadap
publik.
Sekali lagi perlu ditegaskan, bahwa HASMI (Harakah Sunniyyah Untuk
Masyarakat Islami) merupakan Ormas Islam resmi yang terdaftar di
Kemdagri dirjen kesbangpol dengan no 01-00-00/0064/D.III.4/III/2012 yang
didirikan sejak tahun 2005 yang berdomisili di jalan raya Cimanglid
Gang Purnama RT 05/01 Sukamantri Tamansari Bogor bergerak dalam bidang
dakwah umum, sosial dan pendidikan.
Hari demi hari, fitnah itu semakin menggila. Polri harus meralat dan
meminta maaf atas penyebutan nama Hasmi. Meski nama yang disebut Polri
berbeda, tetap saja Hasmi menjadi stigma di masyarakat. Ketika ormas
Islam HASMI (Harakah Sunniyyah Untuk Masyarakat Islami) itu
terstigmakan, maka inilah awal dakwah telah dihalang-halangi oleh aparat
dan antek-anteknya. Tokoh Islam tak boleh diam untuk membela saudaranya
yang dihantam badai fitnah sekeji ini. Desastian [www.syahidah.web.id]
Posting Komentar