Gereja
di Yerusalem yang dikenal sebagai Gereja Kebangkitan itu didirikan pada
masa pemerintahan Kaisar Konstantin Agung pada abad ke-4 dan sudah
mengalami kebakaran maupun gempa bumi di masa lalu.
Tapi saat
ini, sudah lebih dari 1.600 tahun sejak dibangunnya, Patriarkat Ortodok
Yunani di Yerusalem yang mengelola sebagian besar komplek gereja, akan
menutup tempat bersejarah itu karena perusahaan pengelola air kota
Hagihon menuntut pembayaran tagihan sebesar 2,3 juta Dolar Amerika yang
selama 15 tahun belum dibayar termasuk bunganya.
"Jika tidak ada
perubahan, kami berniat untuk mengumumkan, dalam beberapa hari untuk
pertama kalinya selama berabad-abad, bahwa Gereja Makam Kudus ditutup",
kata Patriach Ortodoks Yunani Yerusalem Theophilos III pada hari Jum'at
02/11, seperti dikutip oleh kantor berita RIA Novosti.
Selama
beberapa dekade telah terjadi perjanjian diam-diam antara penguasa
gereja dan pemerintah kota untuk menggratiskan biaya penggunaan air.
Tapi pada akhir 1990-an, perusahaan swasta Hagihon mengambil alih
pasokan air di Yerusalem dan sekarang menegaskan bahwa hukum Israel
tidak mengijinkan perusahaan menggratiskan airnya untuk gereja itu.
Gereja
menyatakan bersedia membayar pajak air itu di masa depan, namun merasa
keberatan dengan hutang yang selama ini mereka tanggung.
Gereja sudah meminta perusahaan Hagihon untuk menulis utang itu sebagai hasil kesalahpahaman di masa lalu.
Selanjutnya
Theophilos III menghimbau agar para pemimpin Israel, Rusia, Amerika
Serikat, Yunani, Siprus dan Yordan ikut campur tangan dalam masalah ini.
Gereja
Makam Suci atau Gereja Kebangkitan ini dibangun di atas Bukit Kalvari
dan tempat yang diyakini orang Kristen sebagai kuburan Kristus dan telah
menjadi tujuan ziarah utama orang Kristen sejak abad ke-4. Lebih dari 1
juta peziarah datang ke tempat ini setiap tahunnya. [zk/www.syahidah.web.id]
Posting Komentar