Di Indonesia data SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia)
menyatakan AKB telah menurun dari 35 per 1.000 kelahiran hidup (2004)
menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup (2007). Sementara AKI menurun dari
307 per 100.000 kelahiran hidup (2004) menjadi 228 per 100.000 kelahiran
hidup (2007). Meski telah mengalami penurunan yang cukup banyak,
indikator AKB dan AKI dalam MDGs masih jauh dari target yang ditentukan
dan harus dicapai pada 2015. Pemerintah masih harus bekerja keras untuk
mencapai target MDGs sesuai kesepakatan yaitu AKB 24 per 1.000 kelahiran
hidup dan AKI 102 per 100.000 kelahiran hidup pada 2015.
Jumlah kematian anak di dunia masih tinggi. Menurut data 2011,
terdapat 6,9 juta kematian anak karena berbagai sebab. Dari jumlah
tersebut sekitar 4 juta kematian sebenarnya bisa dicegah dengan solusi
sederhana namun efektif.
Menurut Asteria Aritonang Campaign Director Wahana Visi Indonesia
dalam acara konferensi pers menyambut Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2012
di Jakarta, Jumat (9/11/12) yaitu 6 penyebab kematian anak tertinggi
adalah komplikasi kelahiran prematur, pneumonia, infeksi bayi baru
lahir, diare, komplikasi saat persalinan, serta malaria. “Dengan upaya
sederhana seperti inisiasi menyusu dini (IMD), pemberian ASI eksklusif
dan makanan pendamping ASI yang tepat saja sudah bisa menurunkan sampai
dua persen.”
Upaya pencegahan kematian pada anak lainnya antara lain pemberian
imunisasi, sanitasi, ketersediaan oralit, hingga penggunaan kelambu di
daerah endemik malaria. Dengan jumlah kematian bayi yang mencapai
134.000 per tahun, Indonesia yang memiliki pendapatan per kapita 3000
dollar AS berada di urutan yang sama dengan Bangladesh yang pendapatan
per kapitanya hanya 700 dollar AS atau Afghanistan dan Ethiopia yang
pendapatan per kapitanya kurang dari 700 dollar AS.
Pentingnya kesehatan ibu dan anak
Kesehatan ibu dan anak –juga masyarakat pada umumnya– memang sudah
selayaknya menjadi prioritas. Ibu dan anak adalah aset bangsa. Ibulah
yang akan menjadi pendidik anak agar menjadi generasi berkualitas. Anak
adalah generasi penerus yang masa depannya sangat ditentukan bagaimana
kesehatannya, khususnya saat usia dini.
Mengapa kesehatan Ibu dan anak menjadi sangat penting?
Pertama, bila para ibu yang sehat secara jasmani dan
rohani maka dari rahim para ibu yang sehat jasmani dan rohani itu akan
lahir anak-anak yang sehat. Apabila lahir anak-anak yang sehat maka akan
tumbuh generasi muda yang sehat, tangguh, cerdas sebagai penentu nasib
bangsa pada masa depan.
Kedua, program ibu dan anak harus berkesinambungan,
terus menerus dilakukan, tidak boleh hanya sekali saja atau waktu
tertentu saja. Para ibu harus memiliki kesadaran yang tinggi akan
pentingnya kesehatan dirinya dan kesehatan anak-anak yang sudah
dilahirkan dan yang akan dilahirkan.
Ketiga, pelayanan KIA harus terus ditingkatkan
secara kualitas (mutu) dan secara kwantitas (jumlah) dari para ibu dan
anak yang dilayani kesehatannya. Namun saat ini, akses terhadap layanan
kesehatan makin tak terjangkau dengan biaya yang mahal akibat
kapitalisasi di bidang kesehatan. Karena itu harus ada kebijakan yang
memudahkan dan memurahkan akses layanan kesehatan tanpa pandang bulu.
Masyarakat sejahtera dengan Islam
Islam sangat memperhatikan kondisi kesehatan sehingga dalam Al-Quran
dan Al-Hadits ditemui banyak referensi tentang sehat. Misalnya Hadits
Bukhari yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda. “Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyakan manusia yaitu kesehatan dan waktu luang.”
Islam sebagai agama yang sempurna, mengatur semua aspek kehidupan.
Memberikan perhatian besar terhadap kelangsungan keluarga, sesuai
posisinya sebagai bagian penting dalam masyarakat. Tentu saja faktor
keluarga menjadi penentu baik atau buruknya suatu masyarakat.
Keselamatan dan kesehatan ibu hamil dan anak-anak merupakan tulang
punggung dari kesinambungan manusia di dunia ini. Kewajiban semua
pihaklah untuk peduli terhadap masalah tersebut.
Kesehatan ibu dan anak adalah pemeliharaan ibu secara umum :
Masa kehamilan, Kesehatan seorang wanita yang sedang
mengandung dapat berpengaruh pada diri sendiri dan calon bayi yang
dikandungnya. Maka pola makan sehari-hari harus diperhatikan dengan
baik, yaitu pola makan yang halal, thoyyib (baik), sehat dengan gizi
yang seimbang.
Bila calon ibu sehat wal afiat, insya Allah bayi dalam kandungannya
pun akan berkembang normal dan sehat. Maka usaha untuk menjadi ibu yang
sehat dan bayi dalam kandungan yang sehat harus terus diutamakan dan
diusahakan
Allah SWT berfirman:
الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً
“Dialah yang telah
menciptakan kamu dari jiwa yang satu, lalu dijadikan darinya
pasangannya, lalu melahirkan dari keduanya banyak laki-laki dan
perempuan …”. (QS. An-Nisaa: 1)
Masa Melahirkan, pasca melahirkan wanita memerlukan
perhatian khusus di bidang kesehatan. Di samping banyaknya darah kotor
yang keluar pada masa nifas, kondisi wanita juga masih dalam keadaan
luka (karena melahirkan). Perawatan kesehatan diperlukan untuk mencegah
berbagai penyakit. Diakui bahwa kebersihan merupakan pangkal kesehatan.
Islam telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa kebersihan merupakan
anjuran yang dikaitkan dengan keimanan.
Masa Menyusui, susu merupakan makanan terpenting dan
sumber kehidupan satu-satunya bagi bayi di bulan-bulan pertama usianya.
Susu terbaik untuk anak adalah air susu ibu, karena dengan menyusui
terjadilah kontak cinta dan kasih sayang antara ibu dan anak. seperti
diketahui, ASI ternyata berperan besar dalam membentuk ketahanan tubuh
seorang bayi dari penyakit, juga berperan dalam pembentukan karakter dan
kecerdaasan seorang bayi.
Allah swt berfirman:
حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلاثُونَ شَهْرً
“Seorang ibu mengandung anak dan menyapih (memberikan air susu) kepada anaknya selama 30 bulan.” (QS. Ahqaf : 15)
Di antara hak anak dalam hal pengasuhan yang diatur dalam ajaran
Islam (Q;S: Al-Baqarah, ayat 233) adalah mendapatkan air susu Ibu (ASI)
sejak lahir, idealnya hingga usia dua tahun penuh. Dua tahun penuh
sebagai durasi ideal seorang bayi mendapat ASI, tanpa harus membebani
Ibunya secara berlebihan, apalagi hingga membuat sang Ibu sengsara.
Karenanya Islam juga memberi solusi bagi ibu yang kurang sehat boleh
menitipkan penyusuan kepada perempuan lain, atas kesepakatan bersama
suami. Penyusuan boleh dihentikan sebelum dua tahun, tapi terlebih
dahulu kedua orang tua harus bermusyawarah untuk melihat baik buruknya
pengehentian penyusuan tersebut.
Hal ini ditegaskan dalam Al-Quran:
فَإِنْ أَرَادَا فِصَالا عَنْ تَرَاضٍ مِنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا
“Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan musyawarah, maka tidak ada dosa bagi keduanya.” (Q.S. Al-Baqarah; 233)
Kesehatan merupakan salah satu subsistem dalam mencapai derajat
kesejahteraan. Kesehatan hanya bisa diperoleh secara ideal jika
masyarakat sejahtera. Karena itu tak hanya sektor kesehatan, butuh
sistem komprehensif yang mendukung ke arah terwujudnya masyarakat sehat,
yakni dengan penerapan sistem ekonomi, pendidikan, dan lain-lain. Namun
tentu bukan dengan mempertahankan sistem kapitalisme, yang justru
menjauhkan masyarakat dari kesehatan dan kesejahteraan, melainkan hanya
dengan Islam kesejahteraan itu akan diraih.
Wallâhu a’lam bish-shawâb
Oleh: Ummu Ghiyas Faris
Posting Komentar