Aksi mereka berlangsung mulai pukul
09.00 hingga 11.30 WIB itu, mengusung tema "Refleksi 28 Oktober 1928,
Mahasiswa Menjawab Tantangan Global dengan Syariah dan Khilafah."
Seorang aktivis, Hanif Ahmad
mengemukakan, pendidikan yang berjalan hanya berorientasi pasar sehingga
pemuda bermentalitas pekerja.
"Pemuda hanya bersemangat di kampus
saja, namun ketika sudah bekerja, idealisme itu ditanggalkan," katanya
seperti dilansir ANTARA.
Selain itu, HTI juga mengajak aktivis
mahasiswa untuk menyadari bahwa semangat perjuangan harus berdasarkan
dengan Islam karena hal itu bukti kecintaan terhadap Allah dan harus
tunduk kepada syariahNya.
"Janji Allah yakni khilafah akan segera tegak dan sekarang kita sedang menanti-nantinya," tambah dia.
Koordinator Mahasiswi HTI, Cicin
Yulianti, menambahkan pada Sabtu (27/10), puluhan mahasiswi melakukan
audiensi ke kantor DPP HTI.
"Kami mengajak muslimah untuk berpikir
lebih dalam mengenai peringatan Hari Sumpah Pemuda. Jangan sampai hanya
diperingati sebagai momentum, bukan dimaknai sebagai bangkit yang
sesungguhnya," ujar Cincin.
Cincin juga menambahkan bangsa Indonesia
sudah terlalu lama larut dalam pendidikan yang hanya berbicara teori,
namun nihil dalam penerapan. (bilal/arrahmah/www.syahidah.web.id]
Posting Komentar