Unjuk rasa digelar untuk menentang keras pernyataan Presiden Mahmud Abbas yang sangat merugikan perjuangan bangsa Palestina.
Abbas menyatakan sebagai seorang
pengungsi, ia tidak memiliki hak untuk kembali ke wilayah kelahirannya
yang diduduki oleh penjajah zionis Yahudi pada 1948.
Dalam wawancara dengan TV 2 Israel,
Mahmud Abbas mengatakan, “Palestina sekarang dalam pandangan saya adalah
wilayah Palestina dengan batas-batas tahun 1967 dan kota Al-Quds Timur
sebagai ibukotanya. Inilah Palestina dalam pandangan saya. Saya seorang
pengungsi, namun saya tinggal di Ramelah. Saya meyakini Tepi Barat dan
Jalur Gaza, itulah Palestina. Adapun wilayah-wilayah lainnya adalah
Israel.”
Masa kepemimpinan Mahmud Abbas kini
telah habis. Dalam pernyataan resminya, Abbas menegaskan tidak akan
kembali ke kampung halamannya yang diduduki oleh penjajah zionis Yahudi
sejak 1948.
Ribuan warga Muslim Gaza dipimpin oleh
Hamas menggelar aksi unjuk rasa di sejumlah tempat di Jalur Gaza pada
Sabtu sore. Mereka membakar sejumlah foto Mahmud Abbas. Mereka
mengangkat poster-poster bernada protes terhadap mantan presiden boneka
penjajah Israel itu.
“Pergi kau, pengkhianat!”, “Saya warga
Palestina dan Abbas tidak mewakiliku” dan “Mahmud Abbas Balfour abad
21″, adalah sebagian tulisan poster yang diangkat oleh para demonstran.
Para demonstran menuntut Mahmud Abbas
meminta maaf kepada bangsa Palestina dan mencabut kembali pernyataan
miringnya. Mereka mengangkat poster-poster yang menunjukkan hak mereka
untuk kembali ke wilayah kelahiran mereka dan penolakan mereka terhadap
penjajahan zionis Yahudi.
Juru bicara Hamas, Shalih Al-Bardawil
dalam orasinya di hadapan ribuan demonstran menegaskan, “Sesungguhnya
orang yang melepaskan hak kembali sudah pasti harus melepaskan haknya
untuk mewakili atau memimpin bangsa Palestina. Jika ia tidak mau
melakukan hal itu, maka bangsa kita tidak memiliki kewajiban untuk
mengakui statusnya sebagai wakilnya, kecuali setelah ia mencabut
pernyataannya dan meminta maaf kepada bangsa dan gerakan perlawanan
Palestina.”
Hamas juga menyerukan kepada rakyat
Palestina di wilayah Tepi Barat mengadakan aksi rakyat secara luas untuk
menolak kepemimpinan pemerintahan PLO-Al Fatah dan mengembalikan
perjuangan rakyat Palestina ke arah yang benar.
Dalam wawancara tersebut, Mahmud Abbas
juga berjanji akan mencegah meletusnya gerakan intifadhah yang ketiga.
Tepi Barat dan Jalur Gaza yang merupakan wilayah “negara” Palestina saat
ini merupakan “hadiah” penjajah zionis Yahudi bagi PLO dalam Perjanjian
Oslo.
Kedua wilayah itu hanya mewakili tak
lebih dari 20 persen wilayah Palestina Islam. Sekitar 80 persen wilayah
Palestina saat ini dijajah dan dijadikan negara Israel lewat perang
1948, 1956 dan 1967.(arrahmah.com/www.syahidah.web.id)
Posting Komentar