"Presiden saat ini menghadapi masalah
dalam negeri tapi memilih kunjungan ke luar negeri. Menurut kami
kunjungan ke Inggris tidak begitu urgen," ujar Wakil Sekretaris Jendral
PDIP Hasto Kristiyanto di DPP PDIP di Jakarta, Rabu (31/10).
Hasto berpendapat, kehadiran Presiden
Yudhoyono selaku kepala negara di Lampung jauh lebih penting. Apalagi,
bentrok di Lampung kerap berulang tanpa ada penyelesaian yang konkret.
"Mengapa ada konflik yang berulang, itu karena absennya pemerintah.
Lebih baik SBY memilih datang ke sana untuk menyelesaikan masalah, tapi
tak boleh bergitar di Lampung," tukas dia.
DPP PDIP, lanjut Hasto, mendesak
pemerintah untuk bertindak secara sungguh-sungguh agar tidak ada lagi
nyawa rakyat Indonesia yang meninggal sia-sia. Untuk itu, ia meminta
agar pemerintah melakukan koordinasi dan konsultasi aparat keamanan baik
di pusat maupun di daerah dalam penanggulangan konflik dan penanganan
yang persuasif. "Pemerintah wajib melindungi hak-hak warga negara
Indonesia," kata Hasto.
Pada 30 Oktober, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono bertolak menuju London,
Inggris, untuk melakukan kunjungan kerja selama tiga hari atas undangan
Ratu Inggris Elizabeth II sekaligus menghadiri sejumlah pertemuan
termasuk Co-Chairs High Level Panel on Post-MDGs.
Presiden Yudhoyono juga akan bertemu
dengan Prince of Wales Pangeran Charles, Ketua Partai Liberal Demokrat
Nick Clegg, dan pimpinan oposisi Ed Miliband. Presiden Yudhoyono juga
akan menyampaikan pidato di beberapa forum, termasuk di antaranya di
hadapan All-Party Parliamentary Group on Indonesia, Royal College for
Defence Studies, dan Wilton Park.
Dalam kunjungan ke Inggris, Presiden
Yudhoyono juga akan memperoleh gelar ksatria 'Knight Grand Cross in the
Order of Bath' (ksatria Grand Cross dari Ordo Bath) dari Ratu Elizabeth
II.
Adapun bentrok di Lampung Selatan,
Lampung, berlangsung pada 29 Oktober. Belasan orang menjadi korban jiwa
dalam bentrok itu. (Wrh/MI/www.syahidah.web.id)
Posting Komentar