Sudah 143 orang dilaporkan syahid selama delapan hari serangan-serangan
intens Israel tersebut. Sebagian besar korban adalah warga sipil,
termasuk wanita dan anak-anak. Sebagai remaja yang tinggal di Negara
mayoritas Muslim tentunya harus bersikap kritis ketika melihat kondisi
kaum Muslim yang sedang terancam jiwanya dan terus menerus dihantui
dengan senjata-senjata yang siap membunuhnya.
Tetapi sayangnya remaja di Indonesia banyak yang tidak peduli atau
bahkan tidak sama sekali mengetahui tragedi berdarah ini, mereka tidak
mengetahui persoalan ini karena remaja sekarang hanya asyik berpacaran,
bermain musik atau berlenggak-lenggok ala foto model.
Yang kontras dan menyedihkan, mana kala banyak remaja dan anak-anak
Palsetina dan Gaza membawa ketapel dan batu-batu mempertahankan harga
diri dan kedaulatan mereka hingga menjemput syahid yang mulia, justru
banyak remaja yang rusak akibat seks bebas, narkoba atau tawuran.
Sungguh memalukan jika kita membandingkan remaja di Indonesia yang aman
dari serangan senjata dengan remaja di Palestina.
Remaja kita disibukkan urusan galau karena pacar, pelajaran atau
masalah-masalah sepele lainnya. Sedangkan remaja di Palestina harus
menahan kesedihannya karena ditinggal wafat oleh kedua orang tuannya
akibat serangan Israel, atau bahkan sedang menunggu kematian dirinya.
Seperti yang diutarakan oleh seorang remaja Muslimah berusia 14 tahun
yang bercerita kisah Anak Gaza. Remaja Muslimah itu bercerita, "Saya
seorang anak Palestina, seorang anak yatim piatu". Lalu ia memberikan
kisah seorang anak di Palestina. Dia mengatakan, "Apa kejahatanku?",
Mereka mengatakan, "Karena kamu anak Palestina, tidak ada seorang pun
yang mendengar kalian". Saya bertanya pada mereka, "tidakkah ada orang
lain di dunia ini seperti saya?" Mereka berkata, "1,5 milyar, di antara
mereka bernama A'isyah dan Ahmad". "Saya tidak percaya itu. Di manakah
mereka? Perlihatkan padaku, di mana mereka? Di mana kaum Muslim? Apakah
mereka telah meninggalakan kami dari kaum Yahudi?"
Di akhir perkataanya, remaja Muslimah calon mujahidah tersebut berdoa
kepada Allah subhanahu Wata'aala; "Ya, Allah, aku mengimani-Mu dan aku
melihat perlindung-Mu. Aku tergantung kepada-Mu dan kepercayaan-Mu.
Engkaulah pelindung dan Pemilik segala sesuatu. Engkaulah Tuhan Semesta
Alam dan Tuhanku. Ya Allah, hancurkan mereka, aku adalah anak Palestina,
seorang anak yatim.
Dari perkataan remaja Palestina tersebut sudah dapat kita rasakan bahwa
betapa menderitanya saudara dan kawan mereka di Palestina. Dan mereka
mengharapkan kepedulian kaum Muslim di Negara lain untuk membebaskan
mereka dari belenggu serangan Yahudi.
Sudah saatnya anak-anak dan remaja generasi Muslim membuka hati dan
pikirannya dengan megkaji Islam sehingga menyadari bahwa derita umat ini
adalah sebagai akibat dari wahn dan sekularisme yang mencengkram serta
bebicara tentang solusi Islam, karena hanya Islam dalam yang dapat
menolong mereka serta seluruh Negara-negara kaum Muslim yang sedang
merasakan kesengsaraan menuju ketentraman dan kedamaian.
Siti Eva Rohana
Pelajar Di SMK PGRI 2 CIMAHI
Posting Komentar