PARA pendeta den tokoh-tokoh Yahudi pada
masa Al-Quran turun terkenal sebagai pendusta den pemakan barang haram.
Mereka biasa menerima suap atau melakukan korupsi. Bahkan mereka dengan
imbalan sedikit uang bersedia melakukan pemalsuan ayat-ayat Taurat.
Sebagai bukti mereka mau membuat hukum baru yang membatalkan ayat Taurat
mengenai hukuman rajam bagi orang- orang yang berzina.
Dengan adanya moral yang sudah bobrok
yang menimpa pendeta den pemimpin- pemimpin Yahudi, lalu mereka pun
berusaha untuk menyeret Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam agar
menyetujui penyelewengan-penyelewengan mereka dari ketentuan-ketentuan
kitab Taurat. Salah satu upaya mereka adalah meminta kepada Nabi agar
dapat memberikan hukuman lain bagi pelaku zina. Dengan adanya hukuman
lain ini mereka berjanji untuk mengakui kebenaran Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam.
Usaha kotor yang dilakukan tokoh-tokoh
Yahudi terhadap hukum kitab Taurat ini adalah dimaksudkan untuk
menunjukkan bahwa mereka selama ini tidak mengakui Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam adalah sesuatu yang sejalan dengan perintah Taurat.
Akan tetapi Allah menyuruh kepada Nabi-Nya agar menolak rayuan licik
bangsa Yahudi yang meminta hukuman lain pengganti rajam terhadap orang
yang berbuat zina. Sebab kitab Taurat dengan tegas menetapkan hukuman
rajam ini. Jika mereka tidak bersedia menjalankan ketentuan Taurat ini,
maka Nabi diperintahkan untuk menolak permintaan mereka agar menghakimi
perbuatan mereka itu.
Moral yang sudah bobrok pada bangsa
Yahudi tidak segan-segan mendorong mereka untuk mendustakan hukum Taurat
itu sendiri. Bahkan larangan Taurat untuk memakan riba pun
merekaabaikan. Lebih dari itu mereka kemudian menghalalkan riba, dengan
dalih riba dan keuntungan dagang sama saja. Jika bangsa Yahudi telah
berani memalsukan ayat-ayat Taurat dan menyeret Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam ke dalam usaha-usaha kotor mereka untuk memutarbalikkan
kebenaran Taurat, maka seharusnya kita selalu wajib bersikap curiga
kepada setiap gerak-gerik orang Yahudi kapan saja dan dimana saja.
Seri Yahudi; Bangsa Yang Gemar Melakukan Usaha-Usaha Kotor
Allah berfirman : “Mereka
senang mendengarkan kebohongan (juga) senang sekali memakan yang haram.
Jika mereka datang kepadamu (meminta keputusan), maka putuskanlah
perkara sesama mereka atau tinggalkanlah mereka. Jika engkau tinggalkan
mereka, maka sama sekali mereka tidak akan merugikanmu sedikit pun.
Tetapi jika kamu memutuskan perkara, putuskanlah perkara sesama mereka
itu dengan adil. Sungguh Allah mencintai orang- orang yang adil,” (QS. Al-Maidah : 42).
PARA pendeta den tokoh-tokoh Yahudi pada
masa Al-Quran turun terkenal sebagai pendusta den pemakan barang haram.
Mereka biasa menerima suap atau melakukan korupsi. Bahkan mereka dengan
imbalan sedikit uang bersedia melakukan pemalsuan ayat-ayat Taurat.
Sebagai bukti mereka mau membuat hukum baru yang membatalkan ayat Taurat
mengenai hukuman rajam bagi orang- orang yang berzina.
Dengan adanya moral yang sudah bobrok
yang menimpa pendeta den pemimpin- pemimpin Yahudi, lalu mereka pun
berusaha untuk menyeret Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam agar
menyetujui penyelewengan-penyelewengan mereka dari ketentuan-ketentuan
kitab Taurat. Salah satu upaya mereka adalah meminta kepada Nabi agar
dapat memberikan hukuman lain bagi pelaku zina. Dengan adanya hukuman
lain ini mereka berjanji untuk mengakui kebenaran Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam.
Usaha kotor yang dilakukan tokoh-tokoh
Yahudi terhadap hukum kitab Taurat ini adalah dimaksudkan untuk
menunjukkan bahwa mereka selama ini tidak mengakui Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam adalah sesuatu yang sejalan dengan perintah Taurat.
Akan tetapi Allah menyuruh kepada Nabi-Nya agar menolak rayuan licik
bangsa Yahudi yang meminta hukuman lain pengganti rajam terhadap orang
yang berbuat zina. Sebab kitab Taurat dengan tegas menetapkan hukuman
rajam ini. Jika mereka tidak bersedia menjalankan ketentuan Taurat ini,
maka Nabi diperintahkan untuk menolak permintaan mereka agar menghakimi
perbuatan mereka itu.
Moral yang sudah bobrok pada bangsa
Yahudi tidak segan-segan mendorong mereka untuk mendustakan hukum Taurat
itu sendiri. Bahkan larangan Taurat untuk memakan riba pun
merekaabaikan. Lebih dari itu mereka kemudian menghalalkan riba, dengan
dalih riba dan keuntungan dagang sama saja. Jika bangsa Yahudi telah
berani memalsukan ayat-ayat Taurat dan menyeret Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam ke dalam usaha-usaha kotor mereka untuk memutarbalikkan
kebenaran Taurat, maka seharusnya kita selalu wajib bersikap curiga
kepada setiap gerak-gerik orang Yahudi kapan saja dan dimana saja. [islampos/sumber: 76 Karakter Yahudi Dalam Al-Qur’an, Karya: Syaikh Mustafa Al-Maraghi/www.syahidah.web.id]
Posting Komentar