Pada saat BBC menghadapi tuduhan serius tentang budaya diam atas
kasus pelecehan seksual, tampaknya direktur BBC pun akan menghadapi
berbagai pertanyaan hari ini dihadapan pemerintah yang harus mengakui
kesalahannya dan mengatakan, “ Tidak ada keraguan bahwa… kebudayaan dan
praktek –praktek yang dilakukan BBC tampaknya memungkinkan Jimmy Savile
untuk melakukan apa yang dia lakukan, yang akan menimbulkan berbagai
krisis kepercayaan dan reputasi terhadap kami.”
Suatu kisah yang tampaknya secara perlahan akan terkuak hari demi
hari atas kasus pelecehan seksual di BBC itu dan akan menyebabkan
sebagian orang mempertanyakan bagaimana masyarakat telah gagal untuk
melindungi kaum yang lemah.
Anehnya, telah dilakukan pengarahan terhadap sebuah diskusi tentang
kegagalan lembaga itu di tingkat administrasi (Direktur BBC, George
Entwistle- mengklaim dia tampaknya tidak mengetahui atau melihat mengapa
program yang memperlihatkan pelecehan seksual oleh Jimmy Savile itu
ditutup-tutupi).
Dan yang lebih penting lagi adalah pertanyaan bagaimana kasus
mengerikan tentang pelecehan seksual itu telah menyatu dengan sebuah
budaya dimana orang – orang di sekelilingnya, yang sebenarnya mengetahui
secara pasti tentang apa yang sedang terjadi, ‘tidak mendengar
kejahatan, dan tidak melihat kejahatan’ yang dilakukan Savile.
Jika kita mengambil contoh yang paralel dengan kasus pelecehan
Rochdale yang ditutup-tutupi oleh hampir semua media Inggris dan
memberikan pujian atas ‘budaya diam’, kebalikannya, kesalahan
ditimpakan terhadap seluruh komunitas orang Pakistan/kaum Muslim dengan
menganggap salah seluruh nilai dan sikap mereka. Namun, belum dilakukan
pemeriksaan terhadap terhadap bagaimana pelecehan seksual itu bisa
terjadi pada lembaga bergengsi seperti BBC. Namun, tidak ada tududan
atas kesalahan nilai – nilai dan kebudayaan masyarakat dan komunitas
Inggris.
Kemunafikan ini hanya bisa dipahami di pada bagaimana nilai – nilai
kebebasan telah melumpuhkan masyarakat sekuler untuk percaya bahwa
ajaran tentang kebebasan adalah sesuatu yang sakral. Secara historis,
kasus pelecehan seksual itu bisa merujuk pada sebuah era yang dielu –
elukan sebagai fajar revolusi seksual di dalam masyrakat liberal, di
mana kebebasan yang sama tampaknya mendapatkan dorongan penuh dalam
masyarakat. Pada tahun 60 – an dan 70-an, negara – negara seperti
Inggris sedang berada di tengah – tengah era ‘cinta bebas; di mana
pergaulan bebas di elu – elukan sebagai suatu kemajuan, tanpa khawatir
adanya komplikasi kehamilan atau pembatasan moral seperti yang terjadi
pada dekade sebelumnya. Pada era kebudayaan inilah dihasilkan
orang-orang dengan kepribadian seperti yang dimiliki oleh Jimmy Savile
yang mengekspresikan kebebasan dirinya dengan melakukan pelecehan
seksual kepada banyak anak gadis. Akan tetapi, sebagian orang mengklaim
bahwa ‘masyarakat pada saat itu berbeda’ dan bahwa pelecehan seksual
terhadap gadis di bawah umur pun tidak dianggap sebagai representasi
dari kebudayaan ‘cinta bebas’ yang telah mempromosikan kebebasan
seksual. Klaim seperti itu tampaknya membenarkan perilaku keji Jimmy
tersebut, dan bisa menjelaskan mengapa banyak orang di BBC, banyak
karyawan rumah sakit, guru-guru di sekolah yang sebenarnya telah banyak
mengetahui peristiwa seperti itu, namun mereka tak pernah berani untuk
mengungkapnya.
Lembaga-lembaga tersebut membentuk tulang punggung setiap masyarakat
dan secara fakta merupakan suatu refleksi dari nilai – nilai yang berada
di dalam masyarakat yang lebih luas. Jadi masyarakat saat ini mungkin
telah dianggap ‘berbeda’ dari masyarakat pada beberapa dekade yang lalu.
Namun, walaupun masyarakat dianggap memiliki nilai – nilai yang
berbeda, sebenarnya mereka memiliki nilai-nilai liberal yang sama yang
mengatur interaksi di antara masyarakat dan yang melegitimasi perilaku
mengerikan seperti yang terjadi di zaman dahulu.
Dampak dari kebebasan seperti itu telah dapat dilihat secara utuh di
masyarakat saat ini, dengan konsekuensi yang mengerikan. Ini merupakan
fakta bahwa sifat dari nilai-nilai liberal yang membolehkan dilewatinya
batas apa yang dianggap bebas dan apa yang bisa diterima dan apa yang
tersamar akan menjadi hal yang berbeda pada waktu yang berbeda pula.
Para gadis muda itu mungkin merasa bahwa pelecehan seksual itu
merupakan sifat alami dari gelombang pertumbuhan pergantian kebudayaan
dalam masyarakat mereka yang menganggapnya sebagai hal yang ‘kren’ atau
dapat diterima oleh orang kebanyakan. Namun, ini memberikan kesempatan
bagi orang – orang seperti Savile untuk melakukan pelecehan.
Jadi bagaimana bisa kebebesan seperti itu dipuji sebagai sebuah
kemajuan peradaban ketika mereka membolehkan racun pelecehan seksual
tersebut dilihat sebagai bagian ‘ kebudayaan’ pada 30 tahun yang lalu,
namun sekarang dikatakan salah? Kebebasan seperti itu tidak mempunyai
pertanggung jawaban terhadap siapa pun termasuk kepada masyarakat
seharusnya punya kepedulian dan terus memiliki standar yang sama pada
saat ini. Kebebasan tampaknya berubah, diadaptasi serta dimanipulasi
oleh orang – orang yang mempunyai kekuasaan. Contoh seperti yang baru –
baru ini terjadi adalah penghinaan yang dilakukan kepada Nabi Muhammad
dan juga gambar Jesus di dalam musik, yang menunjukkan bagaimana agama
menjadi suatu permainan. Penistaan terhadap agama dibolehkan untuk
melindungi apa yang dikatakan sebagai kebebasan berbicara yang dianggap
‘suci’. Pada saat lain seperti ketika BBC memilih tidak menyiarkan fakta
pelecehan seksual yang dilakukan oleh Jimmy Savile, kebebasan dikebiri
mungkin karena takut adanya gugatan pengadilan. Tiba – tiba, kebebasan
menjadi tidak suci lagi dan tidak membutuhkan perlindungan.
Kebudayaan liberal telah memupuk kebudayaan selebritas yang
memuji-muji orang yang memiliki uang dan ketenaran. Jadi walaupun
sebagian orang mengklaim bahwa mereka mengetahui pelecehan seksual itu
adalah sesuatu yang salah, ‘budaya diam’ kalangan guru, karyawan rumah
sakit dan bagaimana orang-orang di BBC meresponnya, dilahirkan dari
kebudayaan selibritas ini di mana setiap orang merasa mendapat status
seperti Tuhan dan bebas untuk berperilaku dengan cara yang tidak dapat
diterima pada masyarakat lainnya.
Tidak mengherankan bahwa lembaga-lembaga seperti BBC bersikap sesuai
dengan nilai – nilai yang mereka anut karena hal itu merupakan salah
satu dari banyak elemen di masyarakat yang merefleksikan bahwa nilai –
nilai seperti itu adalah nilai yang terpuji dan suci. Yakni nilai –
nilai yang menyebar luas dan norma di dalam masyarakat sekuler.
Sekarang, pertanyaannya adalah bagaimana nilai – nilai tersebut bisa
dianggap sebagai sesuatu yang layak pada saat tidak adanya akuntabilitas
dan berlanjutnya kerusakan moral. Dan merubah aturan untuk menerima
sesuatu berlaku pada saat kekuatan paling kuat dalam masyarakat dianggap
bisa melakukan hal itu.
Dan apakah kasus atas laki – laki yang berasal dari Utara Inggris ini
yang melecehkan para gadis muda atau selebriti dan banyaknya institusi
yang melindungi orang – orang kaya dan terkenal merupakan hasil dari
kebudayaan liberal yang secara fundamenatal menuju kebangkrutan dan akan
terus berlanjut menindas siapapun yang berada di dalamnya? (Sultanah
Parvin/www.syahidah.web.id)
Posting Komentar