syahidah.web.id - YA, TIBA-tiba saja rakyat Afghanistan sepenuhnya hidup dalam kemiskinan. Dan tiba-tiba saja itu dimulai pada sebelas tahun yang lalu, pertama kalinya AS menginvasi negeri ini; jutaan warga Afghanistan hidup dalam kelaparan setiap harinya. Bahkan setelah AS dilaporkan menggelontorkan miliaran dolar untuk proyek pembangunan.
“Di Kabul, orang-orang sekarat karena perang,” kata Abdul Qudus,
seorang pria yang berusia empat puluhan yang menjual pakaian bekas di
jalanan Kabul, kepada The Independent.
Qudus, dengan wajah yang tirus, keluar dari rumahnya pada pagi buta
untuk menjual barang-barang, kebanyakan karpet dan pakaian, dalam cuaca
yang tidak enak.
“Saya membeli dan menjual pakaian sekitar 10 atau 30 Afghanis (dua
sampai enam sen) , namun bahkan (dengan harga semurah itu) tak ada orang
yang terlalu miskin untuk membelinya,” ujarnya sambil duduk di sudut
jalan.
Sejak AS mengusir Taliban dan menginstalasi pemerintah Hamid Karzai
yang didukung Barat, Washington telah menghabiskan $52 juta untuk
proyek-proyek rekonstruksi di Afghanistan, sampai tahun 2010 saja.
Namun, anggaran besar itu menguap begitu saja, tak satupun mengubah
kenyataan pahit bagi jutaan warga di negara yang dilanda perang itu.
Sembilan juta warga Afghanistan hidup dalam kemiskinan absolut, dan 5
juta lainnya mencoba bertahan dengan penghasilan $ 43 (atau sekitar Rp
400.000 per bulan).
Sisanya? Hidup dari himpitan ekonomi yang menyesakkan; memilih antara
membeli kayu bakar untuk tetap hangat dalam dingin beku atau membeli
makanan.
“Saya sendiri sangat miskin,” kata Qudus. “Kadang-kadang saya tidak
makan sehingga saya dapat memberi makan kepada anak-anak saya.”
Afghanistan saat ini menjadi tempat tinggal bagi penduduknya yang tidak memiliki pemanas listrik, atau air yang mengalir.
The US Famine Early Warning Systems Network telah memperingatkan
bahwa separuh warga Afghanistan berada dalam kelaparan di musim dingin.
Awal bulan ini, Asisten Sekretaris-Jenderal PBB untuk Urusan
Kemanusiaan, Catherine Bragg mengatakan bahwa 7,4 juta orang Afghanistan
tinggal dengan kelaparan dan ketakutan.
Afghanistan saat ini berada di peringkat 155 dari 169 negara di
Program Pembangunan Indeks Pembangunan Manusia PBB, yang mengukur
kesehatan, pengetahuan, dan pendapatan. [sa/islampos/onislam/www.syahidah.web.id]
Posting Komentar