Laporan yang disusun oleh Noman Benotma
dan ervezn Blake dari pusat “Quilliam” tersebut mejelaskan bahwa
militan Jabhah dianggap sebagai salah satu dari beberapa kelompok
revolusioner yang berjuang atas dasar ideologi Jihad, sedangkan
mayoritas kelompok revolusi memfokuskan pada isu perubahan politik
pemerintahan.
Surat kabar al-Hayah mengutip sebuah
pernyataan, “Terlepas dari kenyataan bahwa semua kelompok revolusioner
memiliki tujuan yang sama yaitu memerangi rezim, mungkin tampaknya
setelah kejatuhan Assad akan muncul perbedaan serius tentang tujuan
jangka panjang.
Menurut laporan tersebut, bahwa akar
dari jabhah Nusroh terkait dengan jaringan yang dibangun oleh Abu Mus’ab
az-Zarqawi sejak tahun 2000, yang meningkat ketika ia pindah dari Herat
Afghanistan ke Irak dimana ia memimpin sebuah cabang al-Qaeda disana.
Ia menambahkan bahwa komandan Jabhah
Nusroh yang dikenal sebagai Abu Muhammad Joulani pernah berada dalam
jaringan Zarqawi di suriah dalam rangka untuk mengangkut pejuang ke Irak
untuk menghadapi Amerika, dan dia melarikan diri ke Irak setelah
pemerintahan Suriah mulai mempersempit gerak Mujhaidin pada tahun 2007,
dan akhirnya kembali ke Suriah pada tahun 2011.
Laporan itu menambahkan bahwa Jabhah Nusroh berusaha untuk mencapai 5 tujuan Utama :
1. membentuk kelompok yang mencakup semua pelaku Jihad dalam entitas yang koheren,
2.meningkatkan kesadaran Islami dalam konflik,
3. untuk mendapatkan sebanyak mungkin senjata dan membangun daerah yang aman untuk menerapkan pemerintahan,
4.mendirikan sebuah daulah Islamiyah di Suriah, dan
5. mendeklarasikan kekhalifahan di Syam. (hr/
Posting Komentar