Setamat mondok, santri ditargetkan minimal sudah Tahfidz 6 (enam) juz Alquran; dapat menggunakan bahasa Indonesia, Arab dan Inggris dengan baik dan benar; mempunyai wawasan Islam yang dalam dan luas; serta memiliki intelegensi yang tinggi.
Jauh dari bisingnya perindustrian di
Riau, Ponpes yang beralamat di Jalan Raya Perawang - Minas, Desa
Perawang Barat, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak Sri Indrapura, ini
bebas polusi. Di kelilingi dengan rindangnya pepohonan, pesantren yang lahannya seluas 2,2 hektar ini berhawa sangat sejuk. Dengan
suasana yang penuh kekeluargaan dari pimpinan dan para ustadznya,
membuat 120 santrinya betah tinggal di dalamnya untuk menimba ilmu.
Itulah Pondok Pesantren Modern I`aanatuth Thalibiin. Pondok
yang didirikan atas keinginan masyarakat sebagai sarana membentuk
generasi Islam yang beriman, berakhlak mulia, dan berwawasan luas,
terampil, dinamis, mandiri dan siap berkhidmad kepada masyarakat, demi
keridhaan Allah SWT.
I`aanatuth Thalibiin menggabungkan pendidikan agama dan umum mengikuti ujian nasional Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Lama pendidikan 6 tahun, yaitu MTs 3 tahun, MA 3 tahun. Targetnya adalah mewujudkan SDM yang handal, aktif dan berkualitas. Para
santri digembleng untuk menghafal Alquran, berbicara dalam tiga bahasa
(Indonesia, Arab dan Inggris), mempelajari berbagai ilmu-ilmu Islam.
Sehingga setamat mondok, santri
ditargetkan minimal sudah Tahfidz 6 (enam) juz Alquran; dapat
menggunakan bahasa Indonesia, Arab dan Inggris dengan baik dan benar;
mempunyai wawasan Islam yang dalam dan luas; serta memiliki intelegensi
yang tinggi.
Kurikulum yang diajarkan adalah mengikuti kurikulum Kementerian Agama dengan memadukan kurikulum pesantren. Karena
itu para santri harus bertempat tinggal di asrama yang disediakan untuk
mendapatkan pendidikan terpadu setiap hari untuk membentuk kepribadian
yang islami, terhindar dari pengaruh lingkungan yang tidak baik.
Adapun program ekstra kurikulernya
adalah dakwah dalam bahasa Indonesia, Arab dan Inggris; olah raga
seperti silat, bulu tangkis, basket, footsal, takraw, voli;
keorganisasian dan pramuka; serta kesenian seperti kaligrafi, rebana dan
nasyid.
Pesantren yang berdiri sejak 1994 ini boleh dibilang kiprah serta prestasi santrinya sudah mengharumkan nama daerah. Hal itu setidaknya dengan menjuarai berbagai macam even yang membawa nama daerah. Seperti
mengikuti MTQ, hifzul Qur`an, fahmil Qur`an dan sarhil Qur`an dengan
berbagai hasil yang di raih baik tingkat kabupaten, provinsi dan
nasional.
Di bidang bela diri pun, I`aanatuth
Thalibiin mengukir prestasi, baik tingkat nasional maupun regional:
Singapura, Johor Bahru dan Riau (Sijori).
Di tingkat nasional pada Pekan Olah Raga
Pesantren Nasional (Pospenas) 2002/2003 di Palembang,Sumsel, meraih
medali perunggu dan perak. Pada Pospenas 2005/2006 di Palangkaraya, Kalteng, meraih medali perunggu dan perak. Pada Pospenas 2007/2008 di Jakarta Pusat meraih perunggu.
Sedangkan di tingkat Sijori pada 2007/2008 di Johor Bahru, Malaysia, meraih medali perunggu. Pada 2008/2009 di Singapura meraih harapan I.
Alumnus yang menyelesaikan pendidikannya
di I`aanatuth Thalibiin pada umumnya melanjutkan pendidikan ke perguan
tinggi agama atau umum seperti UIR, UIN, UNRI, IAIN Imam Bonjol Padang. Bahkan ada yang ke Turki.[]apri siswanto/joy
BOKS
Ustadz H Muhammad Amin Rahman,Pimpinan Ponpes ModernI`aanatuthThalibiin
Khilafah Harus Kembali dalam Kehidupan
Ustadz H Muhammad Amin Rahman menyatakan
khilafah merupakan sistem pemerintahan yang harus dikembalikan oleh
seluruh umat Islam dalam hidup dan kehidupan. “Bagi
yang belum memahami sistem khilafah harus kembali membenahi pengetahuan
dan strategi tentang sistem khilafah yang bersumberkan dari buku atau
kitab-kitab standar Islam,” ungkap alumnus Tafsir dan Ilmu Hadits
Universitas Al Azhar Mesir tersebut.
Alumnus Universitas Islam Riau ( UIR )
ini menyatakan khilafah adalah janji Allah yang akan diterima oleh umat
Islam yang mengupayakan kembalinya ditengah-tengah kehidupan. “Khilafah adalah sarana syar’i untuk pembersih kehidupan dunia (baldatum thaiyibatun) dan sarana penerima surga (warabbun ghafur),” tegas alumnus Pesantren Daarun Nahdhah Thawalib Bangkinang itu.
Di tengah-tengah kehidupan yang pahit
dan getir ini saatnya umat Islam, mengembalikan pikiran dan aktifitas ke
arah khilafah ala manhajin nubuwah.“Hizbut
tahrir adalah suatu partai Islam yang konsisten memperjuangkan khilafah
yang memiliki thariqah sesuai dengan thariqah nabi, untuk itu umat
Islam wajib mendukung perjuangannya,” pungkas lelaki kelahiran Okura, 25
Desmber 1964.[apri siswanto/joy/www.syahidah.web.id]
Posting Komentar