Pusat Studi Tahanan Palestina menegaskan bahwa sekitar 4.600
tahanan Palestina di hampir 20 penjara Israel, menghadapi cuaca ekstrim
tanpa pelindung disertai dengan kondisi penjara yang tidak bersahabat.
Salah satu tahanan yang dibebaskan dan kini menjadi direktur pusat studi untuk tahanan, Rafat Hamduna. Hamduna
menyatakan dalam sebuah pernyataan pers pada hari Rabu (9/1/2013),
bahwa para tahanan yang melakukan aksi mogok makan di saat cuaca ekstrim
seperti ini akan mengalami penurunan sistem imun. Pasalnya,
Dinas Penjara Israel akan menolak memberikan atau mengizinkan tahanan
menggunakan pakaian musim dingin, selimut ataupun sepatu.
Dia menambahkan bahwa penderitaan para tahanan dua kali lipat saat ini.Pertama,
menghadapi musim dingin tanpa pelindung. Kedua, flu H1N1 yang menyebar
akhir-akhir ini terutama karena kurangnya perawatan medis.
Dia menekankan bahwa para tahanan yang paling terkena dampak dari musim dingin ini adalah mereka yang melakukan aksi mogok makan. Karena pada kondisi dingin, asupan makanan sangat diperlukan. Para tahanan akan kehilangan berat badan, dan akan banyak yang mengalami dehidrasi.
Para tahanan yang telah dibebaskan menyeru kepada semua lembaga hak asasi manusia untuk memeriksa situasi tahanan. Dan memastikan mereka mendapat pasokan yang cukup untuk menghadapi suhu dingin ekstrim yang menyerang Palestina. [hf/islampos/pic/www.syahidah.web.id]
Posting Komentar